BatamNow.com, Jakarta – Persoalan pencairan uang makan 145 relawan Covid-19 yang bertugas di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Batam, Kepulauan Riau, periode April – Desember 2022, belum berujung. Mereka didera kebutuhan hidup yang menghimpit, sementara pemerintah terkesan abai terhadap nasib mereka.
Padahal, kabarnya anggaran penanganan Covid-19 selama 3 tahun, yang dialokasikan Pemerintah Pusat mencapai hampir Rp 1.900 triliun.
Sangat kontras sekali bila melihat pelaksanaan G-20 yang begitu megah atau proyek-proyek infrastruktur yang menelan biaya triliunan rupiah. Sementara, pembayaran uang makan para relawan di RSKI Galang bak digantung-gantung, tidak bisa diselesailan dengan cepat.
Kalau mau jujur, bagi para relawan, hidup ini tidak adil. Di awal-awal pandemi, Pemerintah Pusat memutuskan membuka RSKI Galang yang diperuntukkan menangani korban Covid-19 di Indonesia. Bahkan, Presiden Jokowi langsung yang meresmikan Fasilitas Observasi dan Karantina di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, pada 6 April 2020 silam. Oleh Jokowi dikatakan, RSKI Galang digunakan sebagai rumah sakit (RS) darurat khusus pasien virus Corona.
Sejak awal dibuka, tidak banyak dokter atau perawat yang mau bertugas di RSKI Galang. Jadilah, pemerintah merekrut para relawan. Dengan pertaruhan antara hidup dan mati, para relawan pun bersedia bertugas di RS darurat tersebut. Mereka harus mengurus ribuan orang yang terkena Covid-19.
Tidak sedikit dari para relawan yang juga terkena Covid-19. Namun, spirit pengabdian mereka yang tinggi mengalahkan segala keletihan, bahkan virus yang mungkin menjangkiti mereka.
Para relawan berjibaku siang dan malam untuk mengurus pasien Covid-19. Tidak sedikit dari mereka yang harus meninggalkan keluarga berbulan-bulan hanya demi menyelamatkan nyawa demi nyawa anak bangsa.
Ketika perlahan Covid-19 melandai, sepertinya Pemerintah Pusat mulai ‘berulah’. Di Jakarta, mulai dari Presiden hingga para pembantunya berkoar-koar telah menyiapkan dana penanganan Covid-19 sebesar hampir Rp 1.900 triliun dalam 3 tahun.
Namun fakta di lapangan, uang makan sekitar 145 relawan Covid-19 di RSKI Galang pun tidak bisa dibayar secara penuh periode Januari-Desember 2022. Mereka baru dibayar periode Januari-Maret 2022, sementara April-Desember 2022 belum.
Para relawan harus mengemis-ngemis meminta apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Perjuangan para relawan selama dua tahun lebih ini seperti diabaikan oleh pemerintah. Ibarat air susu dibalas air tuba, begitulah kira-kira gambaran nasib para relawan tersebut.
Dari sisi jumlah uang makan yang menjadi hak mereka pun tidak terbilang besar. Bila dirata-ratakan per orang menerima Rp 3 juta per bulan, hitung-hitungan kasarnya hanya sekitar Rp 3,91 miliar untuk periode April-Desember 2022 (9 bulan) yang harus diberikan kepada para relawan.
Dengan dalih direviu oleh BPKP setelah mendapat masukan dari BNPB, mereka di Jakarta terkesan memperlambat proses pencairan uang makan relawan. Yang terjadi saling lempar tanggung jawab. BNPB menilai penanggung jawab di RSKI Galang yang tidak memberikan dokumen secara lengkap sehingga proses reviu berjalan lelet.
“Proses review BPKP memerlukan waktu dan kelengkapan dokumen dari pelaksana di lapangan. Prosesnya akan lebih cepat bila dokumen pendukung lengkap,” kata Prof Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Covid-19 kepada BatamNow.com, beberapa waktu lalu.
Bila melihat terlunta-luntanya nasib ratusan relawan RSKI Galang, tentu akan jadi pertanyaan besar, kemana uang Rp 1.900 triliun itu digunakan? Lantas, siapa yang menikmati uang itu? Apakah Presiden Jokowi tahu kemana dana-dana tersebut mengalir? Atau jangan-jangan ada mafia yang mereguk keuntungan besar, sementara para relawan nasibnya belum jelas sampai kini.
Entah sudah berapa kali, para relawan coba menyuarakan nasib mereka ini. Namun, suara mereka bak angin sepoi-sepoi di telinga para pejabat di negeri ini. Apakah para petinggi negara ini masih punya hati dan mau menyelesaikan pembayaran uang makan para relawan ini? Atau jangan-jangan masih ada oknum yang mau menyunatnya?
Para relawan adalah pejuang kesehatan. Secara terbuka mereka membentangkan poster bertuliskan, “Kepada Presiden Jokowi, tolong bayarkan uang makan kami!!”
Apakah Presiden Jokowi akan mendengarkan suara para relawan ini dan mau ikut memperjuangkannya?
Kantor Staf Presiden Kaget Uang Makan Relawan RSKI Galang Menunggak
Ketika dikonfirmasi, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden (KSP) Theofransus Litaay mengaku kaget melihat bentangan poster para relawan yang dikirim BatamNow.com, kepadanya. “Dimana ini? RSKI yang di Pulau Galang?” ujarnya terperangah.
Saat BatamNow.com meminta pria berdarah Ambon ini menyampaikan ke lingkaran Istana Negara, Theofransus mengatakan, pihaknya akan coba mengkomunikasikan dengan pihak-pihak terkait.
Sejauh ini, para relawan sudah mengadu ke mana-mana, tapi tak ada respons. Terakhir ke DPRD Kota Batam. “Kemana uang yang sudah dijanjikan Pemerintah untuk mereka,” kata seorang dari relawan, hari ini.
Kegalauan mereka bertambah lengkap. Pasalnya, per 31 Desember ini mereka bakal “ditendang” dari RSKI Galang. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah nasib para relawan, sudah mau ditendang, tapi uang makan mereka belum juga diselesaikan. Apakah Presiden Jokowi lebih mengutamakan kemegahan seremonial dibandingkan nasib rakyatnya yang terlunta-lunta? Harusnya dengan kepribadian Presiden Jokowi yang selalu membumi, masalah para relawan RSKI Galang ini bisa segera dituntaskan. (RN)