Menjadi Wisata Sejarah Sejak Tahun 2000
Dan Kini, di Sana akan Dibangun Rumah Sakit Corona
BatamNow-Pemerintah akan membangun Rumah Sakit (RS) Penyakit Menular di Pulau Galang.
RS ini nantinya menjadi tempat orang terkena epidemi penyakit menular, salah satunya CoronaVirus atau Covid-19 yang positif ditemukan di Indonesia.
Penetapan Pulau Galang ini, menyusul Natuna tempat observasi bagi suspek Corona, khusus bagi 235 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikembalikan dari Wuhan, dua bulan lalu.
Pembangunan RS Penyakit Menular ini, menggunakan eks camp pengungsi “manusia perahu” asal Vietnam.
Camp Pengungsi Vietnam Dibuka Tahun 1979-an
Para “manusia perahu” ini dulu menyebar ke berbagai belahan dunia karena di negaranya sedang terjadi perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
Pada 30 April 1975 Vietnam Utara berhasil menguasai Vietnam Selatan. Pada masa itu masyarakat di Vietnam Selatan melarikan diri, bertebaran lewat laut dengan perahu dan kemudian mengungsi ke negara lain.
Para “manusia perahu” itu terdampar sampai ke Natuna.
Sejak tahun 1979-1996 pengungsi Vietnam ditempatkan di pulau Galang, hasil kerja sama Indonesia dengan UNHCR (United Nations High Commission for Refugees).
Fasilitas yang ada saat itu antara lain Rumah Sakit, Sekolah, Gereja, Rumah pengungsi, Penjara dan bangunan lainnya di lahan seluas kira-kira 80 hektar.
Hampir dua dekade kawasan diujung gugusan Barelang itu digunakan sebagai camp pengungsi.
Diperkirakan sebanyak 250 ribu jiwa manusia perahu pernah diinapkan di sana silih berganti, selama 17 tahun.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 1979, sebanyak 43 ribu manusia perahu telah masuk ke Indonesia.
Tahun 1994 Pemerintah Indonesia ingin mengosongkan pulau Galang dari pengungsi, karena kawasan itu akan dibangun Industri Khusus. Saat itu, TNI membantu pemulangan sekitar 8.500 manusia perahu ke negara asalnya lewat jalur laut dan udara.
Pemulangan pengungsi ini berangsur-angsur dilakukan hingga tahun 1996 ke negara asal dan Negara suaka lainnya.
Tahun 1997 PBB secara resmi menutup tempat pengungsian ini. Namun Indonesia (Batam) menjadikan camp pengungsi itu sebagai obyek wisata sejarah Galang Batang, sejak tahun 2000.(*)