BatamNow.com – Ancaman relokasi dampak dari program strategis nasional, tak menyurutkan asa warga Pulau Rempang menyemarakkan malam Lebaran Iduladha 1445 Hijriah, Minggu (16/06/2024).
Pantauan BatamNow.com di lokasi aksi, selepas salat Isya, warga dari kampung-kampung di Rempang datang berkumpul di Lapangan Sepak Bola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kecamatan Galang.
Dalam aksi ini, ratusan warga menyalakan obor dan masing-masing mereka berdiri di tribun lapangan sepakbola, tak jauh dari Kantor Camat Galang.
Lantunan takbir diiringi tabuhan beduk menambah semarak peringatan malam Lebaran Kurban ini.
Menyambut Iduladha 1445 H, warga menyampaikan lagi sikap tegas mereka menolak relokasi dampak proyek Rempang Eco-City.
@batamnow Di Malam Iduladha, Warga Rempang Bersumpah Tolak Penggusuran Baca Beritanya di BatamNow.com #batamnow #batamtiktokcommunity #batamhits #batamnews #batamisland #batamsirkel #kotabatam #batampunyacerita #semuatentangbatam #galang #rempang #barelang #bpbatam #muhammadrudi #fyp #fypシ #fypシ゚viral #jokowidodopresidenkita #jokowidodo #rempangecocity #rempanggalangtanahmelayu #ham #komnasham #rempanggalangtanahmelayu ♬ Takbiran – Nursilian
Di atas lapangan sepak bola, warga Rempang membentangkan spanduk berisi narasi tolak relokasi, menyalakan lampu yang disusun membentuk tulisan “TOLAK RELOKASI”, serta masing-masing orang memegang obor menyala.
Dalam aksi ini warga Rempang-Galang mengucapkan sumpah yang membuat semakin bergema suara tegas mereka menolak keras relokasi.
“Sumpah Rakyat Rempang-Galang. Kami rakyat Rempang-Galang bersumpah: bertanah air satu, tanah air tanpa penggusuran; berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan; berbahasa satu, bahasa tolak penggusuran,” ucap warga serempak.
Di akhir pernyataan sikap, warga juga menyalakan kembang api yang menambah semarak kegiatan di Lapangan Dataran Muhammad Musa.
Menurut perwakilan warga, mereka tak goyah dengan iming-iming demi mempertahankan kampung leluhur yang ditinggali turun-temurun.
“Kami semua di Rempang, bahwa kami pada intinya tidak mau direlokasi, apapun bentuk iming-iming pemerintah, kami tetap menolak,” tegas Ishak (57) perwakilan warga Rempang kepada wartawan, di lokasi aksi, Minggu malam.
Antusiasme dan semangat warga Rempang, lanjutnya, masih tetap tinggi.
“Kami masyarakat Rempang tidak mau lengah. Karena perjuangan ini belum berakhir. Pada intinya, akan berakhir setelah BP Batam bersama Pemerintah dengan investor itu mencabut Rempang Eco-City ini. Kalau belum dicabut, kami akan tetap bertahan dan berjuang,” tegas Ishak lagi.
“Malam ini kami tetap menolak relokasi, tidak mau digeser, harga mati,” tambah Siti Hawa, wanita yang juga perwakilan warga.
Tak mau ini jadi perayaan terakhir Lebaran Iduladha di kampungnya, warga Rempang bertekad akan tetus berjuang mempertahankan tanah leluhurnya yang telah ditempati bahkan sejak ratusan tahun lalu.
Usai menyuarakan penolakan relokasi, warga Rempang melanjutkan acara mereka dengan pawai berkeliling kampung. (D)