BatamNow.com, Singapura – Mulai 1 Januari tahun 2021, Singapura akan menghentikan penerbitan uang kertas S$ 1.000.
Kebijakan ini diambil untuk mengurangi tindakan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Rilis ini dikeluarkan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapura-MAS), Selasa (03/11).
MAS juga mencatat bahwa uang kertas dengan denominasi besar, memungkinkan individu untuk membawa nilai uang yang besar secara anonim dan dapat juga sebagai fasilitas Money Laundry dan kegiatan terlarang lainnya seperti pendanaan terorisme.
“Ini adalah tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme (Money laundering and the financing of terrorism) terkait dengan uang kertas dengan denominasi besar,” sebutnya.
Langkah ini diambil sejalan dengan norma internasional dan yurisdiksi yang telah berhenti mengeluarkan uang kertas denominasi besar.
Mulai sekarang hingga Desember, jumlah uang kertas pecahan S$ 1.000 masih tersedia.
Uang kertas senilai S$ 1.000 yang beredar akan tetap menjadi alat pembayaran yang sah dan dapat terus digunakan sebagai alat pembayaran. Bank dapat terus mengedarkan kembali uang kertas $ 1.000 yang ada yang disimpan setiap orang.
Kemudian MAS akan menyediakan jumlah pecahan lain yang cukup, khususnya uang kertas S$ 100 yang merupakan pecahan tertinggi setelah uang kertas S$ 1.000.
Dirilis dari mas.gov.sg, masyarakat didorong untuk menggunakan pembayaran elektronik seperti PayNow dan FAST.
PayNow adalah layanan transfer dana antar bank yang memungkinkan konsumen dan perusahaan di Singapura dapat mengirim dan menerima pembayaran dari dan kepada bank peserta dengan menggunakan nomor telepon penerima,
National Registration Identity Card (NRIC)/ Foreign Identification Number (FIN) Singapura atau Unique Entity
Fastpay merupakan layanan Business to Business (B2B) yang memberikan kesempatan bagi member terdaftar untuk membuka bisnis dengan sistem online.
“Pengembangan sistem pembayaran elektronik yang lebih maju dan aman telah mengurangi kebutuhan akan transaksi berbasis uang tunai yang bernilai besar,” sebut wakil direktur pelaksana MAS Ong Chong Tee.
Singapura juga pernah menghentikan pecahan uang kertas S$ 10.000 pada tahun 2014, yang saat itu menjadi salah satu uang kertas paling berharga di dunia.(*)