BatamNow.com – Budiman Sudjatmiko yang merupakan Politikus PDI Perjuangan belum lama ini memberikan kritik kerasnya terhadap Jusuf Kalla (JK).
Dilansir Pikiran-Rakyat.com, Budiman menyoroti pernyataan JK berkaitan dengan demokrasi, mengutip dari laman twitter resminya @budimandjatmiko pada Kamis (26/11/2020), dia mengungkapkan bahwa demokrasi yang telah diperjuangkan selama inilah yang membuat Jusuf Kalla 2 kali menduduki kursi Wapres.
“Saat generasi kami memperjuangkan demokrasi, kami tak berandai2 kesempurnaan tp terus memperbaiki. Bahkan bisa mengantar bpk 2 kali jd Wapres. Jika ukuran baiknya demokrasi itu dgn mendukung orang2 kesayangan pak JK yg tak cakap, kami BUKAN demokrat yg “baik”,” tuturnya.
Saat generasi kami memperjuangkan demokrasi, kami tak berandai2 kesempurnaan tp terus memperbaiki. Bahkan bisa mengantar bpk 2 kali jd Wapres. Jika ukuran baiknya demokrasi itu dgn mendukung orang2 kesayangan pak JK yg tak cakap, kami BUKAN demokrat yg “baik” https://t.co/5nIJF6FKYh
— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) November 21, 2020
Secara tegas Budiaman mengucapkan, disini generasi kami terus memperjuangkan demokrasi, namun kami tak pernah berandai-andai untuk mencapai kesempurnaan, yang kami lakukan berusaha untuk terus memperbaiki.
Dia kemudian menambahakan, jika ukuran baik dari demokrasi adalah mendukung orang-orang kesayangan Pak JK yang tidak cakap, kami memang bukan demokrat yang baik.
“Pak JK atau siapapun jgn mengeluhkan ikhtiar baik dr masa lalu yg menghasilkan manfaat pd kalian di masa kini. Terlebih lagi mengangkangi masa depan dgn meludahi ikhtiar baik masa lalu. Jgn meludahi tangan yg memberimu makan, meskipun ia tangan berkusta,” tambahnya.
Pak JK atau siapapun jgn mengeluhkan ikhtiar baik dr masa lalu yg menghasilkan manfaat pd kalian di masa kini. Terlebih lagi mengangkangi masa depan dgn meludahi ikhtiar baik masa lalu. Jgn meludahi tangan yg memberimu makan, meskipun ia tangan berkusta
— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) November 22, 2020
Jadi dalam hal ini, Pak JK atau pihak manapun jangan pernah mengeluhkan ikhtiar baik dari masa lalu yg menghasilkan manfaat pada kalian di masa kini.
Apa lagi sampai melakukan tindakan mengangkangi masa depan dengan meludahi ikhtiar baik di masa lampau.
Kemudian tidak jauh berbeda ternyata, mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean juga memberikan kritiknya terhadap JK.
Dia tidak setuju dengan pernyataan Jk yang menyebut situasi ini terjadi karena kekosongan kepemimpinan.
“Yth @Pak_JK, ini bkn krn kekosongan kepemimpinan. Justru TNI POLRI itu bergerak karena ada yg kepimpinan,” cuitnya di twitter.
Ferdinan dengan menyolek langsung akun twitter Jusuf Kalla menegaskan, gerakan TNI Polri saat ini bukan karena adanya kekosongan kepemimpinan.
Selanjutnya, mantan politisi Partai Demokrat ini juga mengungkapkan bahwa teriakan suara-suara sumbang yang kita dengar saat ini bukanlah sebuah bentuk aspirasi, mereka adalah kelompok yang tidak mengakui pemerintah.
“Dan suara2 sumbang itu bkn aspirasi, tp mrk sekelompok kecil masyarakat yg tak mengakui pemerintah dan merasa berhak atas negeri ini dgn menjual Agama, mrk hrs ditindak..!” imbuhnya.
Kemudian, mereka juga merasa berhak akan adanya Negeri ini dengan menjual agama, mereka itu harus ditindak.
Sebelumnya pada Webinar Kebangsaan dengan tema Partisipasi Masyarakat Sipil Dalam Mebangun Demokrasi Yang Sehat, yang diselenggarakan oleh PKS pada Jumat (20/11/2020), Jusuf Kalla meluncurkan pernyataan.
“kenapa masalah, HRS begitu hebat permasalahannya, sehingga polisi tentara turun tangan,” tuturnya.
Jusuf Kalla dalam hal ini menilai bahwa, HRS mengalami begitu hebat permasalahan yang membuat polisi dan tentara turun tangan.
“sepertinya kita menghadapi sesuatu yang goncangnya yang ada, kenapa itu terjadi, itu menurut saya ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas,” ucapnya.
Kemudian JK kembali menegaskan bahwa, ada sebuah kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas.
“adanya kekosongan itu begitu ada sosok yang karismatik atau yang berani memberikan alternatif maka orang mendukungnya,” pungkasnya.
Dengan adanya kekosongan tersebut, begitu ada tokoh karismatik dan berani memberikan tawaran alternatif maka orang akan mendukungnya.(*)