BatamNow.com – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam Syamsul Paloh menekankan, lelang pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam harus dilaksanakan secara transparan dan bersih dari KKN.
“Harus memprioritaskan yang terbaik dari yang baik,” jelas Syamsul kepada BatamNow.com, Kamis (29/07/2021) malam.
Syamsul merespons berita media ini pada Kamis (29/07) malam, mengenai tidak mengalirnya air ke sejumlah rumah warga di Bengkong Permai selama 7 hari. Demikian juga di Bengkong Palapa dan yang lainnya.
“Moya…? ATB perlu dipertimbangkan kembali,” tulis Syamsul menjawab WhatsApp BatamNow.com, Kamis (29/07) malam.
Syamsul katakan, ia akan turut memantau proses lelang SPAM Batam yang kini masih dalam tahap prakualifikasi.
“Agar sistem proses lelang dilakukan secara benar sesuai aturan dan ketentuan serta akuntabel,” ujarnya.
“Agar sistem lelang benar-benar obyektif, tidak karena ada sesuatu hal yang menyalahguna,” lanjut Syamsul.
Ia tegaskan, pemenang lelang SPAM Batam yang terpilih nanti akan mengelola air minum untuk hajat hidup masyarakat banyak.
“Dibutuhkan perusahaan yang telah berpengalaman, memiliki kompetensi dan kapabilitas,” tegasnya.
Syamsul menambahkan, menjadi penting untuk mengevaluasi pengelolaan SPAM Batam selama masa transisi ini.
“Dan perlu ditelaah serta akan menjadi referensi apakah pelayanan maupun pelaksanaan Moya selama ini sudah baik, sesuai yang diharapkan,” pesan Syamsul.
Catatan BatamNow.com, sejak November 2020, pengelolaan air minum masa transisi 9 bulan di Kota Batam ditangani oleh BP Batam dengan PT Moya Indonesia sebagai mitra operating & maintenance (O&M). Kerja sama ini akan berakhir pada Oktober 2021.
Nah, yang menjadi fokus perhatian Syamsul adalah masyarakat Kota Batam. Ia merasa prihatin melihat begitu banyaknya keluhan warga atas ketidakpuasan terhadap pelayanan serta kontribusi pengelola SPAM Batam pada masa transisi ini.
“Ikut juga kita rasakan. Karena semua itu menyangkut hajat hidup yang tidak terlayani atau tidak didapatkan dengan baik,” katanya.
Masih menurut Syamsul, pengelola SPAM Batam masa transisi seyogianya bisa menjamin pelayanan yang memadai, lebih baik dari operator sebelumnya. “Namun hal itu tidak didapatkan,” sesalnya.
“Suara masyarakat perlu didengar dan menjadi pertimbangan karena sebagai obyek yang merasakan langsung,” tambahnya.
Anggota DPRD Batam Utusan Sarumaha Juga Keluhkan SPAM Batam
Diberitakan BatamNow.com, Kamis (29/07), masih sangat banyak warga yang tidak terjamin atas kontinuitas, kualitas, kuantitas aliran air minum ke rumah masing-masing.
Apalagi di masa proses lelang Mitra Kerja Sama Operasi (KSO) dan Pemeliharaan SPAM Batam untuk Hulu dan Hilir buat 15 tahun ke depan.
Keluhan demi keluhan masyarakat hingga kini masih berlangsung. Seperti yang dialami warga Bengkong Permai Blok D. Penduduk di sana, sudah tujuh hari belakangan tidak mendapatkan suplai air perpipaan. Warga juga mengeluhkan mobil tangki air yang tak kunjung dikirimkan oleh pengelola SPAM Batam. Diyakini, tak hanya warga Bengkong Permai saja yang merasakan parahnya kondisi ini.
Warga di Bengkong lain juga mengalami hal yang sama.
Demikian juga ada ribuan konsumen di Tanjung Uncang yang masih belum terjamin kontinuitas aliran air minum ke rumah mereka hingga sekarang. Mereka ini adalah warga di Perumahan Citra Indomas tahap 1 dan 2, Perumahan Putra Jaya, dan Perumahan Puri Pesona tahap 1 dan 2.
Masalah pelayanan air minum yang yang buruk ini juga dikeluhkan Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Utusan Sarumaha.
Menurut Sarumaha, ribuan masyarakat pelanggan SPAM Batam harus berjaga pada malam hari menunggu aliran air minum karena pada siang hari tidak mengalir.
“Masih banyak juga, masyarakat yang harus menunggu aliran air di jam 10 malam, jam 12 malam bahkan jam 3 subuh. Tidak tidur untuk menunggu air, itu memang realita,” jelasnya, Rabu (28/07).
Permasalahan pelayanan air minum di Batam juga telah dilaporkan LSM Gebrak ke Komnas HAM.
Ribuan pelanggan air minum di beberapa lokasi di Batam terdiskriminasi dari faktor tarif. Selain itu sejumlah “pelanggan” SPAM Batam ini mendapatkan suplai air dari kios.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi pada masa kampanye Pilkada tahun 2020 sempat mengimingi rakyat akan memasang meteran langsung ke rumah-rumah warga.
Tapi hingga sekarang, janji manis Kepala BP Batam Ex-Officio Muhammad Rudi, hanya tinggal janji.
Pada saat rakyat dirugikan atas pelayanan air minum ini, telah berlangsung proses lelang mitra KSO dan Pemeliharaan SPAM Batam untuk 15 tahun ke depan.
Apakah perusahan-perusahaan yang mengikuti prakualifikasi lelang ini, memiliki kompetensi untuk mengelola air minum sebagaimana dijamin Negara lewat UU dan peraturan lainnya?
Hingga kini, panitia lelang BP Batam masih belum mempublikasikan daftar perusahaan yang mengikuti prakualifikasi.
Soal inilah yang diingatkan Kepala Ombudsman Perwakilan Kepri Lagat Siadari.
Kata Lagat tak ada yang bersifat rahasia atas publikasi perusahaan peserta prakualifikasi.
“Jadi harus dibuka ke publik. Kalau tidak, bisa menjadi maladministrasi,” kata Lagat mengingatkan panitia lelang SPAM Batam.
“Lelang SPAM Batam harus dilaksanakan secara transparan dan bersih dari KKN,” tambah Syamsul. (H/JS/D)