BatamNow.com – Tangkisan Pemerintah Kota Batam terkait ketidakhadiran Wali Kota Batam Muhammad Rudi di acara halalbihalal warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, pada 11 April 2023, ditanggapi dingin oleh pihak Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT).
“Undangan yang dikirim sangat mepet dengan waktu pelaksanaan acara. Jadwal lain sudah seminggu sebelumnya dijadwalkan, apalagi ini bulan Syawal,” kata Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam Rudi Panjaitan, menjawab konfirmasi dari BatamNow.com, Senin (15/05/2023).
Menurut Rudi Panjaitan, pada 11 April 2023, Muhammad Rudi memiliki 12-13 kegiatan yang sudah terjadwal sebelumnya.
Untuk menghadiri acara halalbihalal warga Rempang, ujarnya, telah didelegasikan kepada Camat Galang sebagai perwakilan dari Wali Kota Batam Muhammad Rudi yang memiliki agenda lain. “Sudah kita delegasikan ke pejabat yang lain. Mungkin masyarakat berharap beliau langsung yang hadir,” akunya.
Lantas apa jawaban tokoh masyarakat Pulau Rempang atas alasan Muhammad Rudi mewakilkannya ke Camat Galang Ute Rambe?
“Kami gak tahu apa kesibukan Walkot Batam. Intinya, kami sudah mengundang jauh-jauh hari. Tujuan kami baik, agar Wali Kota bisa menerangkan langsung ke warga Rempang terkait rencana investasi oleh PT Makmur Elok Graha (MEG). Harusnya Pak Wali Kota menyempatkan hadir, apalagi momentumnya pas halalbihalal warga,” kata Ketua KERAMAT Gerisman Achmad, melalui sambungan telepon kepada BatamNow.com, hari ini, Senin (15/05).
Dikatakannya, saat sambutan Camat Galang memang menyampaikan permintaan maaf kalau Rudi tak bisa hadir. Pun, sehari sebelumnya, ada telepon yang menyampaikan bahwa Muhamamd Rudi tidak bisa memenuhi undangan KERAMAT.
Sebelumnya banyak warga Pulau Rempang mendapat kabar rencana kedatangan Muhammad Rudi.
“Warga sudah berduyun-duyun hadir untuk mendengar langsung dari Wali Kota Batam soal investasi dan wacana relokasi. Tapi hasilnya nihil. Ditengah munculnya wacana relokasi, kalau benar Wali Kota Batam pro rakyat, harus hadir dan memberi penjelasan, bukan malah menghindar,” tukas Gerisman.
Pasca penyerahan pengembangan Pulau Rempang kepada PT MEG, Rudi, tampaknya, memilih ‘bersembunyi’. Sebab kabarnya, tidak ada informasi dan sosialisasi yang dilakukan Pemkot Batam terkait rencana investasi di Rempang. Juga dalam kapasitas Muhammad Rudi sebagai Kepala BP Batam.
“Tidak ada pembicaraan sama sekali kepada warga. Itu dilakukan sepihak. Karenanya kami mau mengajak duduk bersama, baik Pemkot Batam, BP Batam, PT MEG, dan warga, supaya jelas dan transparan. Kalau begini kan seperti ada yang ditutup-tutupi,” tambah Gerisman lagi.
Di sisi lain, PT MEG sudah menyatakan bersedia duduk bersama dengan warga Rempang untuk membicarakan, utamanya terkait pemukiman dan situs-situs sejarah di Rempang yang sudah beratus tahun usianya.
Sementara Panjaitan terus ‘membela’ bos-nya. “Pak Wali sangat concern, sangat mengedepankan kepentingan masyarakat. Itu kan hanya teknis saja, tinggal mendudukkan jadwal beliau dengan masyarakat,” tukasnya.
Dia meyakini bahwa Rudi pasti mau bertemu dengan warga Rempang dan pertemuannya akan dijadwalkan. “Pasti mau, dari dulu Pak Wali ini selalu mau mendengar masyarakatnya. Tidak ada yang ditutup-tutupi di situ. Kalau ada yang merugikan masyarakat, beliau tampil terdepan memberikan solusi-solusi kepada masyarakat,” cetus Panjaitan.
“Pak Walikota Batam kan tahu ada hal yang belum dibicarakan dan harus diselesaikan dengan warga Rempang. Harusnya itu difokuskan, kecuali memang beliau punya skenario lain,” cetus Gerisman. (RN)