BatamNow.com – Aparat yang tergabung dalam Tim Terpadu Kota Batam telah memasuki Kelurahan Sembulang di Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Jumat (08/09/2023).
Warga Rempang yang juga tokoh masyarakat Melayu di sana membenarkan hal itu. “Betul,” kata Sani yang juga tokoh Kerabat Masyarakat Adat Tempatan (KERAMAT) kepada BatamNow.com, Jumat (08/09/2023) siang.
Dia katakan, masih banyak jumlah personel Tim Terpadu yang diturunkan ke Sembulang dengan menggunakan puluhan kendaraan.
Kedatangan Tim Terpadu ihwal akan dilakukannya pemasangan patok tata batas dan pengukuran tanah di Sembulang ini masih meresahkan warga tempatan di sana.
“Kita resah betul. Sekarang kita menjaga kampung masing-masing, jangan sampai mereka mematok di kampung,” ucapnya.
Informasinya, personel Tim Terpadu kini menduduki Kantor Camat Galang dan Kantor Koramil Galang yang tak jauh dari kampung tempat pemukiman masyarakat.
Kini, Jembatan IV Barelang, akses darat untuk memasuki Pulau Rempang, juga dalam penjagaan personel aparat yang tergabung dalam Tim Terpadu. Setiap kendaraan yang melintas akan disetop dan ditanyai tujuan dan keperluannya.
“Di Jembatan IV itu dijaga marinir sama Satpol PP, ditanyain. Kalau umpamanya orang yang nggak ada keperluan, disuruh pulang,” terang Sani.
“Sudah kayak Palestina kampung kami, dihalau dari kampung sendiri, ditembaki segala macam,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kamis (07/09) pagi, terjadi bentrok antara warga Rempang dengan personel Tim Terpadu di Jembatan IV Barelang. Musababnya, warga menolak kedatangan aparat terkait rencana pemasangan patok tata batas dan pengukuran tanah di Sembulang, sebab belum ada kesepakatan.
Pemasangan patok dan pengukuran tanah itu ihwal rencana pengembangan kawasan industri Eco-City oleh PT Makmur Elok Graha di lahan 17.000 hektare di Pulau Rempang, Galang.
Usai dari Jembatan IV, Tim Terpadu lanjut menuju Kelurahan Sembulang yang jaraknya sekitar 17 kilometer.
Puluhan kendaraan rombongan Tim Terpadu maupun warga sipil beberapa kali terhenti saat melintas di Jalan Trans Barelang, Kamis (07/08). Musababnya sejumlah pohon akasia bertumbangan dan beberapa unit kontainer besi menutupi jalan. Itu terjadi di beberapa titik mulai dari Simpang Cate hingga ke Simpang Sembulang.
Situasi di Jalan Trans Barelang hingga Kamis (07/09) malam sempat memanas karena warga melakukan penolakan terhadap kedatangan Tim Terpadu dan rencana pematokan serta pengukuran tanah di Pulau Rempang.
Warga Rempang, Galang, menyambut investasi itu, tapi menolak keras relokasi sepihak terhadap 16 kampung sejarah yang mereka tempati turun temurun bahkan sudah ratusan tahun.
Masyarakat tempatan suku Melayu di Rempang meminta agar dilakukan musyawarah mufakat agar tercapai kesepakatan soal penolakan relokasi, namun hingga kini tuntutan mereka belum dipenuhi oleh pemerintah maupun Badan Pengusahaan (BP) Batam. (LL)