BatamNow.com, Jakarta – Pada 24 Januari 2022 lalu, tepatnya sehari sebelum Leadership Retreat di Bintan, Kepulauan Riau, yang mempertemukan Presiden RI Joko Widodo dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, pemerintah mengumumkan pembukaan travel bubble Batam-Bintan-Singapura (BBS).
Namun, kini, dalam pernyataan resminya, di acara Kick-Off Tourism Working Group (TWG) G-20 2022 secara virtual, Senin (14/02/2022), Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pembukaan travel bubble BBS dilakukan pada Jumat (18/02).
Airlangga beralasan, Otoritas Singapura akhirnya memberikan izin warganya untuk berlibur ke tempat wisata yang berada di Kepulauan Riau tersebut. “Kami sampaikan bahwa (travel bubble) untuk Bintan dan Batam dimulai pada 18 Februari. Ini capaian yang luar biasa,” kata Airlangga Hartarto, tanpa menjelaskan dimana luar biasa yang dimaksud.
Rupanya, pengumuman pembukaan travel bubble yang diumumkan pada 24 Januari lalu itu, sepihak Indonesia saja, sementara pihak Singapura sendiri belum memberikan restu.
Airlangga menjelaskan, Pemerintah Indonesia sebelumnya menyatakan, uji travel bubble Batam dan Bintan dengan Singapura sudah dilakukan sejak (24/01). Namun, belum ada kedatangan turis asal Negeri Singa itu karena menunggu izin perihal lalu lintas perbatasan antarnegara.
Untuk sementara ini, kedatangan turis dari Singapura pada 18 Februari nanti, baru hanya untuk tujuan kawasan Nongsa Sensation di Batam. Belum ada informasi jadwal kedatangan wisman ke kawasan Bintan Beach International Resort (BBIR) di Lagoi.
Diberitakan, feri Batamfast pertama yang membawa wisatawan Singapura ke Batam pada Jumat depan, bertolak dari Pelabuhan Tanah Merah Singapura pukul 15.00 waktu Singapura (14.00 WIB) dan diperkirakan tiba di Pelabuhan Nongsapura, Nongsa pukul 14.40 WIB.
Sedangkan feri dari Nongsapura berangkat pukul 13.00 WIB. Jadwal sementara ini diberlakukan setiap hari dan akan disesuikan jika ada permintaan penambahan.
Menurut Airlangga, dengan dimulainya pembukaan travel bubble tersebut menjadi angin segar bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Selain itu, pemerintah juga berencana akan memangkas waktu karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri menjadi tiga hari per 1 Maret. Lalu pada April mendatang, pemerintah berencana meniadakan karantina. Hal ini didasari atas perkembangan kasus Covid-19, utamanya varian Omicron yang dinilai tidak separah Delta.
Menko Perekonomian juga menjelaskan, situasi kasus secara nasional relatif tinggi, namun jumlah yang naik itu masih situasi terkendali, terutama tingkat BOR (bed occupancy rate) yang masih terjaga dan juga dampak yang diberikan Omicron di sektor kesehatan masih rendah dibandingkan kasus Delta yang lalu.
“Pemerintah terus mendorong pemulihan ekonomi yang anggarannya juga diberikan ke sektor pariwisata. Dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) 2022 untuk infrastruktur digital dan destinasi prioritas kurang lebih sebesar Rp 13 triliun,” paparnya. (RN)