BatamNow.com – Wabah cacar monyet atau Monekypox (Mpox) menyebar ke beberapa negara di dunia.
Di Indonesia wabah itu, sesuai penjelasan Kementerian Kesehatan RI, telah masuk ke beberapa orang di sejumlah daerah, termasuk di Kepri.
Penyebaran wabah Mpox itu berasal dari luar negeri, yakni negara Republik Demokratik Kongo, di benua Afrika.
Batam (Kepri) yang sehari-hari berinteraksi dengan Singapura dan Malaysia, sangat berpotensi mewabah.
Namun pantauan BatamNow.com, belum ada satu upaya pencegahan yang dilakukan instansi berwenang, khususnya di pelabuhan penumpang internasional.
“Belum ada upaya antisipasi dari instansi yang mengawasi kesehatan masyarakat di pelabuhan internasional ini,” kata seorang petugas pelabuhan yang memohon namanya tak disebut.
Menurut WHO, wabah Mpox ini termasuk berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian bagi penderitanya. Dan sudah banyak yang meninggal.
Untuk itu, Ketua DPP Kepri LI-Tipikor dan Hukum Kinerja Aparatur Negara, Panahatan SH meminta Pemerintah Kota Batam dan BP Batam untuk segera megantisipasi kemungkinan penyebarannya dari wisatawan yang masuk ke Batam (Kepri).
“Saya juga melihat, gerakan upaya antisipasi pencegahannya di tempat tertentu untuk mengawasi orang yang terinfeksi, misalnya di pintu kedatangan pelabuhan internasional, belum ada,” ujar Panahatan.
Kadis Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi yang dikonfirmasi terkait upaya preventif terhadap Mpox, mengatakan bahwa untuk deteksi dini, sudah ada Sistem Kewaspasaan Dini dan Respon (SKDR).
“Jika ada kasus-kasus KLB atau potensi untuk KLB itu langsung termodifikasi di kita dan ditembuskan ke kementerian Kesehatan,” jelas Didi kepada BatamNow.com, lewat pesan WhatsApp, Selasa (27/08/2024).
SKDR dapat memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah dari waktu ke waktu.
Kadinkes menjelaskan, tahun ini tidak ada kasus konfirmasi Mpox di Batam. Kecuali tahun lalu, ada 1 kasus Mpox di Batam.
“Tahun kemarin ada satu dan sudah kita lakukan tracing.. sumber penularan tidak jelas. Pasiennya sudah sembuh,” katanya.
RI Aktifkan Lagi Sistem Deteksi Dini
Usai rapat terbatas dengan Presiden, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, Indonesia akan mengaktifkan kembali sistem deteksi dini penyakit menular guna mencegah importasi penyakit Mpox di dalam negeri.
“Bapak Presiden tadi sudah memutuskan, kita akan aktifkan lagi Electronic Surveillance Card. Dulu dikenal sebagai PeduliLindungi,” katanya.
Upaya tersebut disebut sebagai strategi surveilans yang ditempuh pemerintah dalam merespons kemunculan strain Mpox terbaru bernama 1B yang lebih berisiko mematikan dari strain pendahulunya, 2B.
“Strain 1B ini fatalitasnya lebih tinggi daripada yang sebelumnya, yang ada di Indonesia, di Asia itu umumnya 2B. Jadi rupanya kekhawatirannya lebih, karena adanya varian baru yang fatalitasnya mendekati 10 persen dibandingkan dengan varian lama yang 0,1 persen,” katanya.
Metode Electronic Surveillance Card, kata Budi, sama halnya seperti Aplikasi PeduliLindungi yang sebelumnya diterapkan sepanjang periode pandemi Covid-19.
Setiap orang yang datang dari luar negeri, kara Budi, akan memindai kode batang atau QR code, yang merekam riwayat perjalanan, dengan notifikasi warna kuning, hijau, dan merah.
“Kalau hijau, ya nggak usah diapa-apain. Kalau kuning, merah kami lihat suhunya, kalau ternyata memang tinggi dan ada ruam-ruam nanti diambil PCR,” katanya.
Sebagaimana wabah Mpox, ramai dibicarakan di dunia. Diberitakan, ada 16 ribu kasus Mpox dengan 500 kematian di Republik Demokratik Kongo.
Mpox Tipe Clade 1 Lebih Mematikan
WHO sendiri telah menyatakan Mpox sebagai darurat kesehatan global.
Terdapat dua tipe utama Mpox, yaitu Clade 1 dan Clade 2. Darurat kesehatan masyarakat terkait Mpox yang diumumkan sebelumnya pada tahun 2022 disebabkan oleh Clade 2 yang relatif lebih ringan.
Namun, kali ini Clade 1 yang jauh lebih mematikan telah menewaskan hingga 10 persen dari mereka yang terinfeksi pada wabah sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat adanya 88 kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia hingga saat ini.
Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh.
Mpox menular melalui kontak langsung dengan ruam bernanah di kulit, termasuk saat berhubungan seksual. (red)