BatamNow.com – Kadar komitmen BJ Habibie mengkoordinasikan keamanan Batam, di eranya memimpin Ororita Batam sungguh sangat peka.
Itu demi menjaga dan merawat kawasan pengembangan ekonomi bertaraf global ini agar tetap aman, nyaman dan dipercaya, utamanya, di mata investor asing.
Begitu hinggap di telinganya peristiwa menghebohkan di Batam, terlebih informasi kasus pembunuhan orang asing, BJ Habibie tak segan mengintervensi langsung Tri Brata (TB) 1 atau Trunojoyo 1, panggilan sandi (call sign) Kapolri.
Apalagi melihat pengaruh Menteri Riset dan Teknologi itu di era Pak Harto dengan seabrek jabatan penting di negara yang mirip dengan Jenderal LBP di era Presiden Jokowi yang dijuluki Menteri semua urusan.
Di satu waktu di awal tahun 90-an, manakala hendak bertolak ke Jakarta, usai kunjungan kerjanya di Batam sebagai Ketua Otorita Batam (kini BP Batam), BJ Habibie dikagetkan informasi peristiwa pembunuhan dua orang asing di Batam.
Masih di apron terminal VVIP Bandara Hang Nadim, saat bersama rombongannya bergegas menuju tangga pesawat nonkomersil yang sebentar lagi siap terbang membawa mereka, 3 wartawan menyusul BJ Habibie dari posisi belakang sembari “melempar” tanya.
“Pak Habibie, pak Habibie, ini pak wartawan mau tanya,” begitu suara wartawan sambil berjalan tergopoh mendekati Ketua Otorita Batam itu.
Mendengar suara itu ditengah suasana deru suara pesawat penumpang nonkomersil berbaling-baling itu yang sebenarnya tinggal take off, BJ Habibie pun berbalik arah ke posisi wartawan yang ‘melempar’ tanya tadi. Lalu terjadilah wawancara mendadak seperti doorstop.
BJ Habibie sontak terkaget mendengar informasi wartawan tentang peristiwa yang tak dikehendaki itu.
Apalagi saat di gedung “Elang Emas” BP Batam di Batam Center, hari itu, BJ Habibie sempat semringah di hadapan para investor dan calon investor asing. Ia memaparkan situasi keamanan di Batam, aman dan terkendali.
Dan soal narasi pidato itulah yang dikejar wartawan ke bandara bersama 2 rekannya dari media Jakarta, untuk satu klarifikasi ke BJ Habibie karena lain dari fakta yang didapat.
Ketiga wartawan itu sampai terangah-engah demi mendapatkan keakuratan data satu berita karena di gedung “Elang Emas” itu, BJ Habibie terburu-buru ke bandara sehingga tak sempat diklarifikasi.
Rupanya, sebelumnya, BJ Habibie tak mendapat laporan dari jajarannya soal dua kasus pembunuhan warga asing yang sempat “menakutkan” investor asing di Batam, kala itu.
Laporan tak sampai ke BJ Habibie. Biangnya masalah bisa terjadi karena tabiat para ASN di jajaran instansi pemerintahan yang terbiasa dengan laporan “ABS” (asal bapak senang).
BJ Habibie Telepon Kapolri
Masih posisi berdiri di apron lapangan terbang VVIP di sebelah lapangan pesawat komersil di sana, BJ Habibie langsung mengklarifikasi stafnya ihwal yang ditanya wartawan.
Mendapat jawaban “siap, benar”, BJ Habibie dengan mimik yang agak kecewa minta stafnya mengontak Kapolri, era itu. Ia menggunakan telepon satelit bergagang jumbo.
Dalam posisi masih berdiri dan ditengah suasana suara deru mesin pesawat yang sedikit mengganggu wawancara, BJ Habbie mendekatkan telepon satelit yang ia pegang ke telinganya setelah tersambung dengan Kapolri di seberang.
Dalam percakapan itu terdengar suara BJ Habibie dengan gayanya yang khas meminta Kapolri untuk mengatensi kondisi keamanan di Batam.
“Saya minta pak Kapolri menempatkan kapolres terbaik di Batam, terima kasih,” begitu terdengar potongan kalimat BJ Habibie yang terlihat rada kesal.
Tak sampai seminggu, Kapolres Batam pun diganti dengan sosok baru.
Ada hal menarik tentang penempatan Kapolres baru dari perintah mendadak Kapolri.
Sang Kapolres yang “siap” terima perintah itu, tampaknya, tak memiliki persiapan saat perpindahannya dari Pulau Jawa ke Batam.
Misalnya, hampir sebulan terpaksa tak dengan pendampingan keluarganya, disebab perintah pindah tugas mendadak.
Itu semua demi merespons tuntutan kondisi Batam yang harus aman dari kasus-kasus tindak kriminal.
Kapolres berpangkat Letnan Kolonel itu pun sesampai di Mapolres Batam (sekarang Mapolresta Barelang), langsung fokus action secara marathon dengan jajaran untuk mengantisipasi dan menindak berbagai gangguan keamanan di Batam.
Saat itu, nyaris tak ada waktu istirahat bagi Kapolres baru tersebut.
Hampir sebulan lebih, untuk istirahat malam pun, sang Kapolres yang dijuluki dengan sandi Nuri 1, masih tidur di ruangan kerjanya di Mapolresta Batam di Jalan Sudirman Nomor 4, Sukajadi, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau itu.
Kapolres Tak Tahu Dicopot
Kisi-kisi lainnya tatkala ketiga wartawan berjalan kembali ke arah gedung VVIP usai wawancara.
Barisan para unsur Muspida Batam (sekarang Forkopimda) yang menghantar BJ Habibie masih berdiri di sana dan langsung bertanya kepada ketiga wartawan tadi.
Biasanya saat BJ Habibie kembali ke Jakarta setelah kunjungan kerjanya di Batam, selalu dihantar lepas para pejabat unsur Muspida Kota Administratif Batam, dari Otorita Batam dan Kodim, Polres, kejaksaan serta institusi lainnya.
Mereka selalu berjejer satu dua baris berdiri sekitar 15 meter dari sisi gedung VVIP di bandara dekat tower atau menara pengawas penerbangan di bandara itu.
Posisi mereka menghadap pada pesawat BJ Habibie terparkir sejauh kira-kira 40-50 meter.
Sehingga mereka tak mendengar percakapan timbal balik pada saat wawancara yang terpantau mereka rada tegang.
Itulah mengapa mereka hampir penasaran. Apa gerangan yang ditanyakan ke BJ Habibie.
Apalagi Wali Kota Adimistrarif Batam Abdul Aziz juga penasaran.
Suasana seperti itu, menurut Azis, belum pernah terjadi di bandara setiap kepulangan B Habibie dari Batam ke Jakarta.
Dan salah satu yang bertanya kepada wartawan dalam barisan unsur Muspida itu, yakni Kapolres Batam yang tak tahu ia diminta dicopot oleh BJ Habibie. Tentu wartawan hanya berlalu dan tak mungkin serta tak etis menjawabnya langsung.
WN Singapura Wong Kai Keong Dibunuh di Batam
Catatan dibuang sayang ini muncul setelah terjadi pembunuhan seorang warga negara asing (WNA) di Batam pada September 2023.
WN Singapura berinisial WK yang berusia 70 tahun (74 tahun versi anak korban) dibunuh di Batam pada September ini.
Tersangka pelakunya RS. Itu menurut Kasatrekrim Polresta Tanjungpinang AKP Mohammad Darma Ardiyaniki.
Nyawa korban dihabisi RS, setelah terlebih dulu menjerat leher WK di dalam mobil.
Syahdan jasad korban pun dibuang di sekitar Jembatan Raja Ali Haji (Jembatan III) di atas selat Trans Barelang.
Kini kasus ini tengah dalam penyidikan Polresta Barelang yang dipimpin Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto.
WK adalah Wong Kai Keong yang dilaporkan anaknya hilang di Batam. Sang anak melapor ke kantor polisi pada 16 September 2023.
Fakta itu sesuai jawaban Paur Bid Humas Polda Kepri, AKP Melda Rahmi, WK kepada BatamNow.com dan merujuk pada penjelasan Polresta Tanjungpinang.
Dan jasad Wong pun sudah diperiksa secara medis oleh penyidik Polresta Barelang.
BatamNow.com memberitakan kehilangan Wong pada 22 September 2023, setelah terlebih dulu mengonfirmasi pihak-pihak terkait.
Namun baik Polda Kepri maupun Polresta Barelang belum merespons media ini, manakala dikonfirmasi.
Salah satu poin konfirmasi pada 22 September tentang kebenaran laporan polisi (LP) di kantor Polresta Barelang tertanggal 16 September 2023. (red)
Yang penting, bukankah Kapolres sudah berhasil menangkapi warga Rempang? Kejahatan… Baca Selengkapnya