BatamNow.com – Seorang hakim di Tunisia pada Jumat (25/03/2022), membebaskan seorang wartawan yang menolak mengungkap siapa identitas narasumber dalam pemberitaannya. Wartawan yang bernama Khelifa Guesmi sempat dijebloskan ke penjara selama seminggu.
Kepolisian anti-teror Tunisia pada akhir pekan lalu mengungkap Guesmi, seorang reporter radio, ditahan. Penyebabnya, Guesmi tak mau mengungkap identitas narasumbernya dalam berita yang dia tulis mengenai sejumlah militan.
Pemenjaraan Guesmi telah memancing kemarahan di kalangan organisasi – organisasi HAM, yang memperingatkan penahanan Guesmi adalah ancaman serius bagi kebebasan pers.
Serikat Wartawan Tunisia membenarkan bahwa kebebasan pers di Tunisia telah menjadi ancaman serius. Media milik pemerintah bahkan akan melakukan aksi mogok pada pekan depan karena Presiden Tunisia Kais Saied akan mengendalikan penyiaran stasiun televisi di sana.
Kebebasan pers dan kebebasan berbicara pernah menjadi kekuatan di Tunisia atau persisnya pada 2011 saat Presiden Zine El Abidine Ben Ali didongkel dari kekuasaan lewat revolusi. Unjuk rasa di Tunisia memancing gelombang protes di jazirah Arab atau yang dikenal dengan sebutan Arab spring.
Akan tetapi, sistem demokrasi yang diadopsi usai terjadinya Arab spring sedang berada dalam krisis setelah pada tahun lalu Presiden Saied membekukan parlemen, merebut kekuasaan dan mengesampingkan konstitusi. Saied mengendalikan negara berdasarkan dekrit.
Presiden Saied sebelumnya berjanji akan menegakkan hak-hak dan kebebasan yang dulu diperjuangkan dalam revolusi. (*)
sumber: Reuters