BatamNow.com – Vaksin AstraZeneca menuai beragam pro dan kontra, terutama soal risiko efek samping dari vaksin tersebut. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa manfaat vaksin Covid-19 ini jauh lebih besar dibandingkan risikonya.
Dilansir dari KOMPAS.com, WHO memperkirakan, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (7/04/2021), tidak akan ada alasan untuk mengubah penilaian terhadap manfaat vaksin AstraZeneca dalam melindungi orang-orang dari Covid-19.
Sebab, menurut Rogerio Gaspar, direktur regulasi dan prakualifikasi WHO, manfaat vaksin virus corona yang dikembangkan bersama University of Oxford itu lebih besar daripada risiko dari efek samping yang ditimbulkan.
Saat ini, kata Gaspar, WHO sedang mempelajari dengan cermat data terbaru dari vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Bersama regulator Eropa dan negara lainnya, WHO menyelidiki laporan pembekuan darah yang terjadi pada sejumlah orang yang telah divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.
Seorang pejabat senior di regulator obat-obatan Eropa mengatakan bahwa ada hubungan yang jelas antara vaksin Covid-19 AstraZeneca dan pembekuan darah yang sangat langka pada otak.
Meskipun penyebab langsung dari penggumpalan darah tersebut masih belum diketahui.
European Medical Agency (EMA) mengatakan dalam sebuah pernyataan, setelah komentar Marco Cavaleri, ketua tim evaluasi vaksin, bahwa pihaknya masih melakukan peninjauan terhadap vaksin tersebut.
Diharapkan hasil peninjauan vaksin AstraZeneca ini dapat diumumkan pada Rabu atau Kamis, pekan ini.
Gaspar mengatakan bahwa WHO mengharapkan agar dapat mencapai penilaian baru pada Rabu atau Kamis, yakni setelah kelompok penasihat keamanan vaksinnya bertemu.
Akan tetapi, dia tidak yakin akan ada alasan untuk mengubah nasihatnya bahwa manfaat vaksin AstraZeneca tersebut lebih besar daripada risikonya.
“Apa yang dapat kami katakan adalah penilaian yang kami miliki saat ini, dan ini sedang dipertimbangkan oleh para ahli, adalah bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin AstraZeneca sebagian besar masih positif,” kata Gaspar dalam konferensi pers WHO di Jenewa, Swiss.
“Kami terus melihat sejumlah temuan yang merupakan peristiwa langka yang menghubungkan trombositopenia dengan kejadian tromboemboli. Peristiwa langka tersebut sekarang dikategorikan dalam hal diagnostik, dalam hal populasi, dalam hal distribusi dalam populasi,” jelasnya.
Gaspar menambahkan bahwa saat ini, WHO telah berhubungan dengan berbagai komite ahli nasional dan regional yang akan memutuskan status regulasi vaksin.
“Untuk saat ini tidak ada bukti bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin perlu diubah,” imbuh dia.
Oxford hentikan uji vaksin pada anak dan remaja
Laporan pembekuan darah yang menuai kekhawatiran banyak pihak, juga turut memengaruhi uji klinis vaksin AstraZeneca pada anak-anak dan remaja
Seperti dikutip dari Wall Street Journal, uji klinis vaksin Covid-19 pada anak dan remaja yang dikoordinasi para peneliti dari University of Oxford, dihentikan sementara.
Pemberian dosis vaksin Covid-19 dalam sebuah penelitian kecil di Inggris untuk menguji suntikan vaksin tersebut pada anak-anak dan remaja harus ditunda.
Dihentikannya uji klinis tersebut dilakukan sambil menunggu informasi lebih lanjut tentang masalah pembekuan darah langka yang terjadi pada sejumlah orang dewasa yang telah menerima vaksinasi.
Uji coba pediatrik yang dipimpin Oxford telah dimulai pada pertengahan Februari lalu, dan ditujukan untuk menguji vaksin pada lebih dari 200 orang muda berusia 6 hingga 17 tahun.
Juru bicara Oxford mengatakan tidak ada masalah keamanan yang muncul dalam uji coba itu. Akan tetapi, kekhawatiran pembekuan darah pada orang dewasa telah memicu tinjauan aturan lebih lanjut terhadap vaksin Covid-19 AstraZeneca yang semakin meluas di Inggris dan Eropa.
Saat ini, Oxford sedang menunggu informasi lebih lanjut dari pengawas obat-obatan Inggris, Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan, sebelum memberikan vaksinasi lebih lanjut kepada anak-anak atau remaja dalam uji coba pediatrik.
Jeda ini dinilai sebagai kemunduran terbaru untuk suntikan vaksin Oxford-AstraZeneca, yang menghadapi pertanyaan tentang efikasi vaksin, serta potensi efek samping.
Bahkan, saat puluhan juta dosis vaksin AstraZeneca telah didistribusikan setelah penandatanganan keamanan di lebih dari 70 negara.(*)