BatamNow.com, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui penggunaan izin darurat (emergency use authorization/EUA) vaksin Covid-19 Sinopharm dengan efikasi 78,1 persen.
Dilansir CNNIndonesia.com, diketahui pemberian izin darurat WHO mengindikasikan suatu produk aman dan efektif. Hal ini juga memungkinkan vaksin tersebut dimasukkan dalam program penyediaan vaksin terutama bagi negara-negara miskin, COVAX.
“Hal ini menambah panjang daftar vaksin Covid-19 yang dapat dibeli COVAX, dan memberi kepercayaan kepada negara-negara untuk mempercepat izin di dalam negeri masing-masing, baik untuk mengimpor dan mengelola vaksin tersebut,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Reuters, Jumat (07/05/2021).
Vaksin Sinopharm merupakan salah satu dari dua vaksin utama Virus Corona China yang telah diberikan kepada ratusan juta orang di Negeri Tirai Bambu dan sejumlah negara lain. Vaksin lainnya adalah produksi Sinovac yang masih mengantre izin dari WHO.
Pemberian izin darurat ini membuat Sinopharm jadi vaksin produksi negara non-Barat pertama yang disokong WHO. Selain itu, ini menjadi yang pertama kalinya WHO memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin China untuk semua jenis penyakit menular.
Sebelumnya, WHO sudah memberikan izin darurat untuk vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Moderna.
Keputusan untuk menyetujui vaksin Sinopharm diambil oleh kelompok penasihat teknis WHO, yang mulai menggelar pertemuan pada 26 April untuk meninjau data klinis terbaru serta praktik manufaktur Sinopharm.
Tim pakar dari WHO lainnya, Kelompok Penasihat Strategis Ahli (SAGE), dalam sebuah dokumen, mengaku prihatin atas data yang diberikan oleh Sinopharm tentang risiko efek samping yang serius pada beberapa pasien. Meskipun, tim ini yakin dengan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit.
Menurut dokumen yang sama, SAGE menemukan kemanjuran alias efikasi Sinopharm mencapai 78,1 persen setelah penyuntikan dua dosis vaksin dalam uji klinis Fase III multi-negara.
Sementara, pengembang vaksin, Beijing Biological Products Institute, sebuah unit anak perusahaan Sinopharm, China National Biotec Group, sebelumnya mengumumkan efikasinya 79,34 persen.
Tedros melanjutkan bahwa, setelah pemberian izin darurat itu, SAGE telah merekomendasikan orang dewasa di atas 18 tahun untuk menerima dua dosis vaksin Sinopharm.
Soal izin penggunaan darurat bagi vaksin China lainnya, Sinovac, WHO mengaku akan memutuskan hal itu secepatnya minggu depan. Para ahli teknis sudah memeriksanya pada Rabu (05/05).
Diketahui, China menyebar sekitar 65 juta dosis vaksin Sinopharm dan lebih dari 200 juta dosis Sinovac ke banyak negara, terutama di Amerika Latin, Asia, termasuk Indonesia, dan Afrika, yang banyak di antaranya mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan vaksin yang dikembangkan di Barat.(*)