BatamNow.com, Jakarta – Ternyata kekebalan komunal (herd immunity) terhadap virus Covid-19 akan tercipta pada 15 Maret 2022 di Indonesia. Dilansir dari CNBCIndonesia.com
Hal ini terungkap dalam slide presentasi Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat kerja dengan XI DPR RI, Rabu (17/3/2021).
Herd immunity tercapai jika 70% dari total penduduk Indonesia sudah disuntikkan vaksin Covid-19. Untuk mencapai target itu sebanyak 181,5 Juta penduduk Indonesia sudah divaksinasi.
Ketika 70% penduduk Indonesia disuntik vaksin angka reproduksi (RT) diharapkan sama dengan satu atau kurang dari satu. Artinya, intervensi yang dilakukan pemerintah, fasilitas kesehatan dan masyarakat dikatakan berhasil, penularan Covid-19 bisa ditekan dan dikendalikan.
Dalam pemaparannya herd immunity tersebut dicapai 15 bulan setelah program vaksinasi dijalankan. Tahap pertama penyuntikan vaksin dilakukan pada 14 Januari 2021.
Dalam catatan Bappenas vaksinasi akan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama dilakukan pada Januari hingga April 2021. Targetnya 1,4 Juta tenaga kesehatan, 17,4 Juta petugas publik, dan 21,5 Juta lanjut usia (lansia).
Kelemahan Penanganan Covid-19 RI
Gelombang kedua dilakukan pada April 2021 hingga 2022. Vaksinasi akan dilakukan pada 63,9 Juta masyarakat rentan atau masyarakat yang berada di daerah dengan risiko tinggi. Selanjutnya masyarakat lainnya dengan pendekatan kluster sesuai ketersediaan vaksin sebanyak 77,4 Juta penduduk.
Dalam catatannya, Bappenas mengungkapkan pandemi Covid-19 di Indonesia masih menunjukkan pencegahan masih belum maksimal. screening dan tracing & tracking masih terbatas, sistem surveilans penyakit belum terintegrasi dan belum real-time, kapasitas pengujian di laboratorium lemah.
Faskes dan Fasmlkes pun belum optimal. Terjadi kekurangan APD (alat pelindung diri), ruang isolasi dan alat test, ruang rawat, ruang ICU, ruang isolasi mandiri dan manajemen kasus lemah atau tatak laksana kasus tidak jelas.
Kapasitas tenaga kesehatan pun masih terbatas. Kekurangan jumlah tenaga kesehatan (nakes), banyak nakes yang tertular dan meninggal dunia.
Selain itu, pemanfaatan pembiayaan kesehatan belum efisien.(*)