BatamNow.com, Jakarta – Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto mengatakan para astonom dunia sudah menciptakan skenario mitigasi bila asteroid berdiameter lebih dari 140 meter hendak menabrak Bumi.
Dilansir CNNIndonesia.com, Rhorom menjelaskan setidaknya dua kali tiap pekan terdapat asteroid menabrak atmosfer Bumi yang kemudian menjadi meteor. Meteor itu kebanyakan berukuran kecil, disebut rata-rata berdiameter 50 cm, dan jarang ada yang berukuran sangat besar.
“Untuk kasus asteroid berukuran lebih dari 140 meter yang berpotensi malapetaka, sudah ada skenario mitigasi yang dirumuskan oleh astronom,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/03/2021).
Skenario mitigasi itu dia sebut meliputi pemantauan intensif hingga misi pembelokan lintasan benda langit tersebut. Sejumlah teknologi terkait mitigasi itu saat ini tengah diuji coba oleh lembaga antariksa, salah satunya Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Menurut Rhorom masyarakat tidak perlu khawatir soal bahaya disebabkan meteor sebab pada umumnya berukuran relatif kecil dan besar kemungkinan habis terbakar di atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi. Misalnya seperti yang terjadi di Pantai Pagimana, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Binggai, Sulawesi Tengah pada Selasa (16/03).
Meski begitu disampaikan ada kejadian meteor berukuran sangat besar yang rata-rata terjadi sekali dalam 10 ribu tahun.
“Langkah mitigasi telah dirancang untuk kejadian yang rata-rata terjadi sekali dalam 10 ribu tahun,” ujar Rhorom.(*)