BatamNow -Bila melihat besaran angka-angka pagu proyek IPAL di Batam, kita diingatkan dengan permainan anak-anak bernama: Cilukba.
Mengapa? Karena dalam penyajian informasi pagu proyek ini ke publik oleh instansi terkait, seakan buka tutup. Apalagi angka-angkanya berbeda-beda.
Itu menunjukkan, betapa berantakannya data jumlah pagu pinjaman Luar Negeri (LN) yang akan menjadi beban rakyat ini.
Ada Apa di Balik Data Tumpang-tindih Ini?
Pada edisi sebelumnya telah dijelaskan keheranan (sumber) pihak Bappenas atas skema dan jumlah serta nominal pinjaman itu, termasuk locus tender proyek.
Ditjen PPR di Jakarta masih tertutup soal angka-angka itu. Mudah-mudahan bukan bermaksud hendak menutupi.
Karena pagu anggaran ini beda-beda postur, disarankan oleh beberapa pihak, Rudi, perlu mencermati dan mempelajari kusutnya proyek IPAL ini, sebelum mengeksekusi beberapa hal penting di pusaran proyek ini.
Proyek IPAL di-LA tahun 2014 sedangkan pengerjaannya dimulai tahun 2017, sementara Rudi, baru menjabat akhir 2019.
Kalau tak hati-hati, berantakannya pagu anggaran ini menjadi batu sandungan, apalagi mendekati Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2020 ini.(JS/Om)