BatamNow.com, Jakarta – Singapura darurat tenaga kesehatan (nakes). Pasalnya lebih dari seribu nakes di negara itu dilaporkan mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021.
Dilansir CNBCIndonesia.com, Menteri Senior Kesehatan Negara Singapura, Janil Puthucheary, menyampaikan ada sekitar 1.500 nakes yang mengundurkan diri sejauh ini. Keputusan mereka didasari oleh beberapa alasan.
Di antara semuanya, nakes migran adalah yang terbanyak. Hampir 500 dokter dan perawat asing mengundurkan diri pada paruh pertama tahun 2021, dibandingkan dengan sekitar 500 pada keseluruhan tahun 2020 dan sekitar 600 pada tahun 2019.
“Pengunduran diri ini sebagian besar diajukan karena alasan pribadi, untuk migrasi, atau pindah kembali ke negara asal mereka,” katanya dikutip dari Channel News Asia (CNA), Rabu (03/11/2021
Puthucheary mengatakan para nakes mengalami kelelahan hebat. Ini akibat terlalu banyak bekerja sepanjang pandemi.
“Orang-orang kami kelelahan secara fisik, mental, emosional – apakah mereka akan mengakuinya atau tidak,” kata Janil, mengatakan sesuai pesan yang diterima dari seorang anggota senior tim klinis.
“Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tingkat pengunduran diri meningkat tahun ini,” tambahnya.
Puthucheary juga menyebut sebagian besar nakes tidak memiliki kesempatan untuk mengambil cuti sejak tahun 2020. Pasalnya banyak fasilitas kesehatan (faskes) yang berusaha meminimalkan memiliki anggota staf.
Sehingga banyak yang terpaksa bekerja lembur. Bahkan perawat bekerja rata-rata 160 hingga 175 jam per bulan pada September lalu.
“Proporsi ini lebih tinggi dibandingkan dua tahun terakhir. Petugas kesehatan kami telah melampaui panggilan tugas untuk merawat pasien mereka,” katanya.
Singapura sendiri saat ini sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tinggi. Kasus sempat menembus 5 ribu sehari.
Kemarin Singapura mencatat 3.496 kasus baru dan sembilan kematian. Mengutip data Worldometers, negara tetangga RI itu telah mencatatkan 200.844 kasus infeksi dan 421 kematian. (*)