BatamNow.com – Tembok Jembatan Patam Lestari-Tiban Mentarau menjadi sasaran aksi vandalisme.
Belum diketahui kapan dan siapa yang membuat tulisan ‘HENTIKAN BISNIS PCR !’ dengan cat semprot (pilox) merah di tembok jembatan itu.
Dijepret kru BatamNow.com pada Senin (08/11/2021) pagi. Sementara menurut warga sekitar memperkirakan tulisan di tembok itu sudah tiga hari bertengger.
“Agaknya sudah tiga hari,” kata dua orang yang tak mau ditulis namanya.
Namun, tampaknya, baik pihak aparat penegak hukum (APH) maupun Satpol PP Pemko Batam membiarkan aksi vandalisme itu.
Vandalisme biasanya dilakukan untuk menunjukkan jati diri pelaku atau juga menyampaikan pesan/ pendapat. Meski sebenarnya perbuatan itu sendiri merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya.
Aksi vandalisme di Jembatan Patam Lestari-Tiban Mentarau, Batam kali ini mengkritik kebijakan pemerintah terkait tentang kewajiban RT-PCR bagi penumpang pesawat.
Diduga coretan itu menyinggung figur pejabat negara di lingkungan istana yang sedang panas dibicarakan bahkan dicibir.
Bagaimana tidak, ditengah melandainya kasus positif corona di Batam dan nasional, masyarakat yang sudah nyaman dengan kewajiban Antigen bila bepergian penumpang pesawat tetiba diwajibkan mengantongi hasil negatif RT-PCR.
Sontak protes dari seluruh lapisan masyarakat, hingga terbongkarnya perusahaan pengadaan tes PCR yang sahamnya dimiliki sosok dari lingkungan istana.
Meski kini pemerintah merevisi lagi aturan perjalanan udara yang dibolehkan menggunakan hasil negatif Antigen dengan syarat telah divaksinasi Covid-19 dosis penuh. Sementara jika baru menerima satu dosis, tetap harus melampirkan hasil negatif RT-PCR yang sampelnya diambil dalam waktu 3 x 24 jam sebelum jadwal keberangkatan.
Terbaru, Senin (08/11), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah sedang mengkaji untuk meerapkan kembali syarat RT-PCR bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan.
Kata Luhut, hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus jelang Natal dan Tahun Baru.
Underpass Pelita Juga Jadi Sasaran Vandalisme
Sebelumnya, aksi vandalisme serupa juga menyasar tembok Underpass Pelita pada Sabtu (30/10).
Padahal lokasi itu baru saja digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Bhayangkara Mural Festival 2021 yang diselenggarakan serentak se-Indonesia dalam rangka HUT Humas Polri ke-70.
Selang beberapa jam saja usai gelaran Polda Kepri itu, dinding underpass di sana jadi sasaran vandalisme, dicoret pilox hitam bertuliskan ‘Hentikan Bisnis PCR’, ‘F**k Pol**e’, ‘Mural S*ck’, dan ‘Jokowi is’.
Atas perusakan fasilitas publik ini, Polsek Lubuk Baja mengamankan 2 pelaku berinisial RA (24) dan MAS (19). Keduanya dikenakan Pasal 6 Ayat (1) huruf K Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 16 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum dengan ancaman pidana kurungan 3 bulan dan denda Rp 25 juta.
Kedua aksi vandalisme dijelaskan di atas, diduga kuat menyinggung figur yang sedang panas dibicarakan saat ini terlibat dalam lingkaran bisnis pengadaan tes PCR di Indonesia.
Meski LBP sudah memberikan penjelasan tetap saja masyarakat tidak mudah percaya.
Netizen, Gabriel contohnya mengomentari berita CNN Indonesia terkait berita di laman Facebooknya “Jaman setelah reformasi sampai ke terakhir SBY, semua pejabat yg berkuasa harus mundur dari jabatan apapun diluar pemerintahan. Hanya pada rezim ini semua jadi amburadul, pejabat bukannya mundur dari jabatan, selain jabatan dalam pemerintahan malah bikin perusahaan ditengah pandemi dengan alasan peduli rakyat. Jadi ingat kata” jubir kominfo paldo Maldini ,pejabat yg hartanya meningkat drastis dimasa pandemi , karena pintar melihat peluang. Ajoor negeri ku,” tulisnya, Senin (08/11).
Wajar saja jika masyarakat mengatakan pemerintahan saat ini amburadul. (A)