BatamNow.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan, bahkan hampir menyentuh 1 persen pada sesi pertama perdagangan hari ini. Salah satu saham yang melemah berkode PURI milik PT Puri Global Sukses Tbk, perusahaan properti di Batam, Kepulauan Riau.
Dari pantauan BatamNow.com, saham PURI melemah sebesar -2,00 atau sebesar 0,51 persen. Padahal, emiten ini tercatat di kategori Pengembang di Papan Pencatatan. Hingga penutupan, PURI berada di angka 388,00 dari sebelumnya dibuka 390,00.
Menanggapi melemahnya saham PURI, ekonom dan Financial Market Specialist Lucky Bayu Purnomo mengatakan, saat ini sektor properti memiliki tantangan, sehingga emiten yang ada di sektor tersebut harus memberikan kinerja fundamental yang bersaing.
Di sisi lain, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memproyeksikan, saham properti masih menjanjikan jika pemulihan ekonomi berlangsung stabil sehingga masyarakat memiliki daya beli.
“Namun katalis negatifnya adalah kenaikan suku bunga BI yang mengikuti kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan bisa 2-3 kali naik di tahun 2022 ini,” ungkapnya.
Tak hanya PURI, sejumlah emiten lain pun mengalami penurunan. Secara umum, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup turun -71,20 poin atau -1,06 persen ke 6.655,16. Dilaporkan, pada penutupan perdagangan, Senin (24/01/2022), terdapat 175 saham menguat, 358 saham melemah dan 148 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp 10,2 triliun dari 19,6 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Menurut Technical Analyst Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah, pergerakan indeks acuan utama masih dibayangi penurunan indeks bursa global, khususnya Wall Street yang menunjukkan ada sinyal bearish. Data pasar modal Amerika Serikat akhir pekan lalu menunjukkan Dow Jones Industrial Average (DJI) anjlok -1,30%, S&P500 (SPX) turun -1,89&, dan Nasdaq (IXIC) jatuh -2,72%.
Terkait ada tidaknya pengaruh varian Omicron, menurut beberapa pengamat, bukan merupakan katalis negatif bagi pergerakan indeks. “Isu Omicron masih belum terpengaruh ke indeks, polanya sama seperti saat indeks terkena badai Delta di Juli-Agustus. Jadi (penurunan) masih sebatas konsolidasi,” kata Head of Technical Analyst PT BNI Sekuritas Andri Zakarias. (RN)