BatamNow-Wali Kota Batam merangkap Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam sudah setahun berjalan.
Terbaru, BP Batam ditugaskan lagi menangani transisi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (KPBPBB).
Artinya, tugas mewujudkan KEK jatuh lagi di tangan Kepala BP yang dirangkap Wali Kota Batam itu.
Begitu plus plusnya jabatan Wali Kota itu, seiring perkembangannya.
Kini dua kawasan KEK diresmikan di KPBPBB. Nongsa Digital Park (NDP) milik PT Tamarin di Nongsa dan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) Batam Aero Technic milik PT BAT milik Lion Air Group di kawasan Bandara Hang Nadim Batam.
Tugas baru itu merujuk pada Peraturan Pemerintah No 1 Tahun 2020 Tentang KEK, pasal 19, ayat 1 (d), tentang kelembagaan pada poin c dan d.
PP ini diterbitkan khusus merespon percepatan transisi KPBPB Batam, Bintan dan Karimun (BBK) ke KEK.
Penguasa Aset Negara
Keberadaan Kota Batam ini memang spesifik, paling tidak dari aspek geoekonominya.
Bila melihat dari cakupan kekuasaan plus plusnya, bisa jadi jabatan Wali Kota Batam jauh lebih “seksi” dibanding jabatan gubernur Kepri sekalipun.
BP Batam sebagai lembaga nonstruktural, aksesibilitasnya ke pemerintah pusat sangat fleksibel.
Dalam hal relasi, misalnya, Wali Kota sebagai Kepala BP Batam, tak jarang diundang rapat khsusus oleh Presiden Jokowi ke Istana Negara plus menteri terkait.
Sisi lain bobot Wali Kota plus plus itu menguasai langsung atas aset infrastruktur negara, seperti bandar udara internasional, dua pelabuhan laut kargo. Beberapa pelabuhan penumpang domestik dan pelabuhan penumpang internasional.
Demikian juga atas lahan BP Batam seluas 715 Km. Belum lagi lahan di wilayah pulau milik Pemko Batam sendiri.
Ada lagi enam waduk (dam) besar, sebagai areal sumber daya air di kawasan ini.
BP Batam yang juga sebagai Badan Layanan Umum (BLU) memiliki beberapa sarana dan prasarana publik, termasuk rumah sakit. Ada lagi aset strategis kekinian di bidang IT, yakni Pusat Data Sistem Informasi (PDSI) dan Klinik Internasional.
Bila melihat valuasi asetnya, BP Batam memiliki total kekayaan Rp 14 Triliun. Nilai Ini belum hasil kemungkinan re-evaluasi aset setelah hampir 50 tahun. (sumber web KPKNL Batam). Lain lagi valuasi aset Pemko sendiri.
Sementara bila dibanding dengan daerah lain yang setara kota atau kabupaten, kepala daerahnya tak memiliki pundi-pundi kekuasaan seperti itu. Posisi ini memang lebih dikarenakan faktor jabatan plus plus tadi.
Harmonisasi Pasangan
Di 9 Desember mendatang, jabatan Wali Kota nan “seksi” ini akan diperebutkan lagi di Pilkada serentak.
Di Batam hanya ada dua pasangan yang bertarung merebut “Batam 1 dan Batam 2”. Pasangan Rudi-Amsakar sebagai “juara bertahan”, dengan Lukita Dinarsyah Tuwo-Basyid sebagai “penantang”.
Menjadi Wali Kota Batam plus plus, beban kerja dan tanggung jawabnya besar dan berat. Apalagi di saat pandemi sekarang ini atau mungkin juga ke depan.
Perlu diingat, kebijakan mengeksekusi rangkap jabatan Wali Kota, lahir dari satu kebijakan nasional yang cukup alot nan panjang.
Perinsip dari jabatan rangkap ini, untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan yang dinilai Presiden Jokowi sebagai penghambat perkembangan kawasan pengembangan ekonomi khusus di sini, selama berpuluh tahun.
Sebelumnya, Batam dianalogikan satu kapal dengan dua nahkoda. Ini isu klasik yang sejak lama disoal.
Namun setelah setahun, Batam, dijalankan satu “nakhoda”, kondisi ekonomi kawasan ini (Kepri) tetiba tersungkur. Pertumbuhan ekonomi di sini terkontraksi 6,6 persen (year on year/yoy) tahun 2020. Sektor yang terpuruk utamanya di bidang pariwisata. Tersungkur ke -95 %.
Kondisi ini memang terjadi secara global, apalagi nasional, dihempas badai pandemi.
Pandemi tak bisa diprediksi kapan berakhir. Ini juga bayang-bayang kabut sekaligus ujian berat bagi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam ke depan.
Namun the show must go on. Pemimpin kota ini harus dipilih sesuai periodesasinya dengan ketentuan perundang-undangan.
Di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk itu, diperlukan kekuatan yang fundamental, bagi Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Kekuatan kepemimpinan yang sinergitas dan solid.
Harmonisasi di antara Wali Kota dengan wakilnya harus bisa terjaga. Tidak terjadi kegaduhan dalam perjalanannya. Apalagi sampai “pecah kongsi”.
Karena Wali Kota harus membagi waktu dan pikirannya memanej bidang pengembangan ekonomi khusus di BP Batam.
Sementara akan banyak pendelegasian ke sang wakil di pemerintahan kota.
Itu makanya soliditas itu penting, baik dalam mindset. Sebab tanpa soliditas itu perjalanan pembangunan Batam secara keseluruhan bisa keteteran. Sedangkan dalam kondisi normal saja di antara pasangan pemimpin, “gelombang” yang dihadapi sangat berat.
Namun bila melirik sedikit catatan, “duet” kepemimpinan di pemerintahan Kota Batam selama lima tahun ini, sangat minim konflik, andai pun berat menyebut: akur.
Hal itu juga bisa menjadi modal kuat dalam mencapai berbagai tujuan, baik di pemerintahan kota maupun di BP Batam sendiri.
Tampaknya, selama ini, antara Wali Kota dengan wakilnya sudah saling percaya-mempercayai.
Keharmonisan seperti ini hendaknya perlu dicontoh Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih ke depan. Siapapun itu di antara dua pasangan yang bertarung.
Demikian “seksi”-nya memang jabatan Wali Kota Batam ini. Berbanding lurus juga dengan beban tanggung jawabnya. Tanggung jawab akan kemajuan kawasan ekonomi khusus berkelas dunia yang cukup lama dinanti, sekaligus tanggung jawab akan nasib dan kesejahteraan 1,3 Juta rakyat kota ini.
Kebijakan nekat Presiden Jokowi menjadikan satu pimpinan di dua institusi di Batam hendaknya dapat berjalan secara maksimal dengan hasil positif, sebagaimana target yang dirancang.
Kita menunggu tiga bulan ini, siapa gerangan yang lolos menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam plus plus, yang tangguh menghadapi beban di depan.
Karena tugas berat yang dihadapi lima tahun ke depan, percayalah, tak sesederhana mengumbar retorika-retorika klasik yang kini lagi “disuarakan” untuk pencitraan mengejar singgasana.
Yakinlah, kondisi yang akan dihadapi esok, tidak seelok lidah menjulur yang sedang bla, bla, bla sekarang. Pun tak seindah teori yang membosankan kala “jualan” pada momen sosialisasi sekarang dan di kampanye Pilkada besok. Catat itu!
“Salah satu hal terbaik yang kamu dapat ketika menghadapi sebuah masalah adalah kamu bisa melihat siapa teman sejatimu”.
Tim News Room BatamNow
[…] posisi Wali Kota Batam “Plus Plus” ini, memang satu-satunya… Baca Selengkapnya