BatamNow.com – Anggota DPR-RI Ridwan Hisjam dapil Malang Raya mendeklarasikan Gerakan 234 sekaligus doa bersama untuk Nusantara.
Gerakan 234 memiliki arti: (2) raka’at Subuh (3) raka’at maghrib (4) raka’at salat Isyak, Dhuhur dan Ashar, Ridwan Hisjam juga menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan ikhtiar untuk mencari sosok pemimpin di 2024 mendatang.
Pemimpin yang dimaksud ialah sesuai dengan ciri-ciri yang sudah terterah di dalam Alquran, al-hadits maupun yang dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad yang di antaranya: (1) Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya; (2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi; (3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya; (4) Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.
Politisi senior tersebut meyakini bahwa Indonesia akan memasuki masa kejayaan seperti masa Majapahit.
Ia mencontohkan kejadian di Turki yang memiliki sejarah Konstantinopel dengan Sultan Muhammad al-Fatih, Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam hadits Ahmad berikut ini:
Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.
Kemudian Al-Fatih berkuasa yakni tahun 1451 Masehi hingga 1484 selama berkuasa Gereja Aya (Hagia) Sophia diperintahkan agar dialihfungsikan menjadi masjid dengan nama (Hagia) Aya Sofia Camii Kabir, Masjid Agung Aya Sofia.
Tahun 1934 diubah fungsinya menjadi museum. Namun 11 Juli 2020, pengadilan menyatakan bahwa Hagia Sophia secara resmi terdaftar sebagai masjid sesuai fungsi awalnya, menambahkan bahwa penggunaannya dalam bentuk apa pun selain masjid secara hukum tidak mungkin.
Keputusan Kabinet pada tahun 1934 yang mengakhiri penggunaannya sebagai masjid dan mendefinisikannya sebagai museum tidak mematuhi hukum yang artinya Presiden Recep Tayyip Erdogan sukses mengembalikan sejarah keemasan Sultan Muhammad Al-Fatih yang sukses menaklukkan ketidakadilan, kemiskinan, kesenjangan sosial dan menjalankan syariat islam dengan baik dan benar.
Namun bukan hanya Turki, Indonesia memiliki sejarah keemasan Majapahit yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina (Kepulauan Sulu, Manila (Saludung), Sulawesi, Papua dan lainnya.
Dengan adanya sejarah tersebut Ridwan Hisjam meyakini 2024 akan lahir sosok pemimpin yang mengembalikan kejayaan Nusantara seperti masa Majapahit.
“Tentu hal tersebut akan hadir jika Herakan 234 kita implementasikan dan yakini,” katanya.
Alhasil, Ridwan Hisjam mencanangkan untuk melakukan Khatmil Qur’an dari hari Rabu – Kamis tanggal 26 s.d 27 Januari 2022. Hingga puncaknya hari Jumat 28 Januari 2022 dilakukan berdizikir dan berdoa bersama untuk membumikan Indonesia makmur yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kerto Raharjo yang dalam terjemahan harafiahnya adalah negeri yang memiliki kekayaan alam berlimpah, aman dan tentram.
Ridwan Hisjam juga mengharapkan pada Gerakan 234 ini secara bersama-sama mengikhtiarkan mendapatkan seorang pemimpin pada Pemilu dan Pilkada serentak pada tahun 2024 mendatang dengan target yang akan dicapai atau diikuti sebanyak 30 persen rakyat Indonesia.
Kegiatan tersebut dihadiri Mbah Mansyur atau KH Mansyur, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Asy-ariyah di daerah Jolotundo Mojokerto beserta santri, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Kelompok Sholawat Nariyah, pemerhati budaya kalangan pondok pesantren dan kelompok lainnya.
Ketua Ridwan Hisjam Center (RHC) Achmad Fajar Ridwan Hisjam menjelaskan peserta yang hadir sebanyak 500 orang dan yang hadir secara langsung sekitar 250 orang se-Malang Raya.
Ia juga menjelaskan bahwa yang hadir merupakan koordinator antarkecamatan dari Memantapkan Gerakan 234 tersebut yang kemudian akan menggelar dan mendelekrasikan hingga pelosok desa dengan harapan mencerdaskan pemilih dalam Pemilu legislatif pada 14 Februari 2024 maupun eksekutif 27 November 2024 mendatang. (*)