BatamNow.com – Ketua Bidang Kepelabuhanan dan Maritim Yayasan Kelautan & Maritim Indonesia Sejahtera, Osman Hasyim menjelaskan realisasi Batam New Port sebagai pelabuhan transhipment akan mengurangi ketergantungan Indonesia dengan Singapura.
“Akan memangkas ongkos logistik yang sangat besar. Tadinya kita harus beberapa kali handling di Singapura, dengan adanya Batam New Port nanti langsung dari Batam ke negara tujuan. Tak perlu lagi ke Singapura,” jelas Osman ke BatamNow.com, Senin (21/02/2022).
Ia lanjutkan, juga akan ada multiplier effect dari kegiatan transhipment di pelabuhan yang digadang-gadang lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
“Kita harap nanti pertumbuhan ekonomi masyarakat juga akan meningkat,” ucapnya.
Osman mengatakan Batam New Port ini sangat ditunggu-tunggu terutama di kalangan para pelaku industri pelayaran/ kemaritiman.
“Sudah 40 tahun kita mennggu perwujudan perundang-undangan FTZ [Free Trade Zone] ini,” ungkap Osman.
Mengenai lokasi pembangunan Batam New Port di Tanjung Pinggir, menurut Osman sudah tepat.
“Tanjung Pinggir sangat strategis untuk pelabuhan dan berhadapan dengan laut bebas. Sementara hambatan teknisnya soal arus/ ombak nanti kan bisa direkayasa,” katanya.
“Saya pikir pemerintah pusat sudah memikirkan hal komersil dan teknisnya,” tambahnya.
Untuk pengelola Batam New Port, menurut Osman kemungkinan besar dikelola oleh BP Batam. “Kalau Pelindo nanti ada dualisme lagi,” jelasnya.
Sebelumnya, Penasehat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim Kemenko Marves, Laksamana TNI (Purn) Marsetio menjelaskan Batam New Port di Tanjung Pinggir itu akan dibangun berstandar internasional dengan konsep green and smart port.
Marsetio merinci, aktivitas bongkar muat di pelabuhan Singapura mencapai 33-35 juta TEUs/ tahun dan 18-19 juta TEUs diantaranya adalah dari Indonesia.
“Sekarang dengan hadirnya pelabuhan ini, kita harapkan datangnya ke Indonesia,” katanya dalam rapat koordinasi percepatan pembangunan Batam New Port di Balairungsari, BP Batam pada Jumat (18/02).
Dalam rakor itu juga, Staf Ahli Bidang Konektivitas Kemenko Marves, Sahad M Panggabean mengungkapkan rencana ground breaking akan dilaksanakan pada akhir September atau awal Oktober 2022. Targetnya, Batam New Port rampung sebelum 2024. (LL)