BatamNow.com – Tiga musibah kapal di perairan Kepulauan Riau (Kepri) dalam sepekan. Dua meninggal dan satu dinyatakan hilang dalam ketiga peristiwa itu.
Terbaru adalah terbakarnya Kapal Layar Motor (KLM) Bintang Surya pada Minggu (12/06/2022) sekitar pukul 07.00.
Posisi kapal terbakar di sekitar perairan Barat Pulau Nipah, pada posisi 01°06.32U – 103°36.24T.
Nakhoda KLM Bintang Surya yakni Abdul Jamal dikabarkan meninggal dalam musibah itu, meski bukan karena terbakar. Tapi diprediksi karena kekurangan oksigen.
Sementara 17 kru lainnya dinyatakan selamat. KLM Bintang Surya disebut membawa barang dengan tujuan Tanjung Balai Karimun.
Peristiwa musibah kapal lainnya terjadi, Sabtu (11/06). TB Bina Marine 59 da MV Honwin tabrakan di Traffic Separation Scheme (TSS) di sekitar perairan Utara Nongsa, Batam.
Dikabarkan tak ada korban jiwa dalam tabrakan itu dan kedelapan ABK selamat.
Tongkang TB Bina Marine 59 berlayar dari arah perairan Tanjung Balai Karimun menuju Singapura, satu arah dengan MV Honwin.
Disebutkan tongkang TB Bina Marine 59 tengah membawa muatan batu geranium granit.
Akibat insiden tersebut, tongkang TB Bina Marine 59 mengalami kerusakan sehingga tenggelam separuh badan.
Sedangkan MV Honwin tak mengalami kerusakan berarti dan beberapa saat kemudian melanjutkan perjalanannya.
Sebelum dua musibah kapal disebut di atas, kejadian pertama dalam sepekan ini terjadi pada Rabu (08/06).
Feri MV Dumai Line 5 terbakar saat standby atau labuh jangkar berderet bersama 5 feri satu pelayaran.
Kejadian di perairan Sekupang itu tak jauh dari dermaga pelabuhan domestik di sana.
Disebutkan kebakaran terjadi saat terjadi transfer minyak ke kapal dan dimungkinkan terjadi kesalahan teknis.
Doni Hutajulu masinis Feri Dumai Express 15 yang kebetulan hendak bertandang ke Dumai Line 5, tersambar api dan meninggal di tempat.
Doni sendiri baru sekitar dua minggu bekerja di perusahaan pelayaran Dumai Express Group dan seminggu bertugas sebagai masinis feri Dumai Express 15.
Sementara Ade Saputra, kelasi Dumai Line 5 hingga kini masih dalam pencarian karena dinyatakan hilang diduga terjatuh ke laut.
Sementara heboh dunia terjadi di pusaran penangkapan MT Nord Joy.
Kapal tanker berukuran 29.447 GT ini ditangkap patroli KRI Sigurot-864 di Perairan Timur Laut Tanjung Berakit, Kepri pada Senin (30/05) karena masuk perairan Batam (Indonesia) secara ilegal.
Heboh isu pemerasan di perkara penangkapan kapal tanker berbendera Panama itu.
Oknum perwira AL dituding menerima uang pelepasan kapal itu sejumlah US$ 375.000 atau setara Rp 4.5 miliar.
Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah membantah keras tudingan itu.
Kini kapal itu masih labuh jangkar di perairan Batam dan tengah dalam penyidikan untuk diserahkan ke Kejaksaan Negeri Batam. (*)