BatamNow.com – Wakil Ketua (Waka) I DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rizki Faisal menilai Kepala BP Batam Muhammad Rudi gagal dalam menjamin kontinuitas suplai air minum bagi warganya.
Hal itu disampaikan Rizki merespons aksi sekitar 1.500 warga Kompleks Perumahan Putra Jaya, Kelurahan Tanjung Uncang yang menggelar demo di depan Kantor BP Batam, Senin (07/11/2022).
“Saya menyesalkan dan sangat kecewa akibat buruknya layanan ini. Pemerintah pusat agar mempertimbangkan jabatan ex-officio wali kota merangkap Kepala BB Batam karena dianggap gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat,” ujar Rizki yang dari Fraksi Golkar ini ke BatamNow.com, Senin (07/11).
Rizki berjanji membawa aspirasi masyarakat Batam khususnya terkait masalah kontinuitas air minum ini ke Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Dewan Kawasan Batam serta Komisi VI DPR RI yang adalah mitra kerja BP Batam.
Seorang warga yang diwawancara BatamNow.com dalam aksi demo itu menjelaskan bahwa sudah sekitar 10 tahun ini mereka kesulitan karena suplai air macet.
“Dulu memang air nyala di atas jam 24.00 sampai subuh. Tapi parahnya dua minggu ini malah asli mati. Memang pelayanannya lebih buruk ketika dikelola PT Moya,” ujar Doloksaribu, Senin.
Warga lainnya juga merasakan kejanggalan ketika indsutri galangan kapal (shipyard) di dekat perumahan mereka sepertinya dengan air yang mengalir 24 jam berbeda dengan pemukiman mereka.
“Sementara perusahaan shipyard yang ada di Tanjung Uncang air lancar termasuk PT ASL,” kata Febri yang menjadi warga Putra Jaya sejak 2015.
“Terkadang untuk air wudu saja tidak ada bahkan pernah untuk memandikan jenazah pun tak ada. Padahal shipyard di depan perumahan kami juga airnya lancar 24 jam. Apakah ini bukan kezaliman?” ketus seorang emak-emak di tengah demo itu.
Sementara Kepala BP Batam Muhammad Rudi yang menemui peserta demo, mengaku sudah mengetahui permasalahan yang mendera warga Putra Jaya itu sejak 4-5 bulan lalu. Tapi ia menegaskan tidak bisa memenuhi keinginan warga agar suplai air minum mengalir 24 jam.
“Kalau saya pasang pipa baru, meteran baru hari ini pun tidak akan mengalir air hari ini,” katanya.
Sebagai solusi jangka pendek, Rudi menjanjikan akan memerintahkan pengelola SPAM Batam mendistribusikan air menggunakan truk tangki per hari itu juga.
Solusi jangka panjangnya, menurut Rudi, adalah dengan perbaikan Water Treatment Plant (WTP) yang diperkirakan rampung di Februari 2023 sehingga air dapat mengalir lancar.
Soal layanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam sebenarnya bukan hal baru, pun sudah berkali diprotes warga lewat demo. Berulang juga masuk agenda rapat dengar pendapat (RDP) di DPRD Batam.
Terbaru, survei Ombudsman Perwakilan Kepri pada Oktober 2022 pun menggambarkan layanan SPAM Batam yang bermasalah ini.
Dari 540 responden, 85 persen mengeluhkan pendistribusian air bersih kurang dari 24 jam.
Dalam survei itu, warga juga mengeluhkan aliran air yang hanya di jam tertentu saja bahkan soal kualitas air yang tidak jernih.
Padahal menurut Kepala Perwakilan Ombudsman Kepri Lagat Siadari, pemerintah seharusnya bisa memastikan ketersediaan air bersih selama 24 jam.
“Sesuai peraturan perundang-undangan, pelayanan air bersih itu harus nonstop 24 jam bukan 3 jam, 6 jam atau 10 jam saja, apalagi air mengalir hanya pada jam-jam tertentu,” ucap Lagat dalam keterangan resminya, Rabu (26/10). (LL/D)