BatamNow.com, Jakarta – Masih membekas di ingatan kita, bagaimana kondisi bangsa ini saat didera pandemi virus Covid-19. Berawal dari temuan dua kasus di Depok, lalu secara cepat menyebar ke seluruh belahan Nusantara.
Tak terbilang berapa banyak orang yang harus merelakan nyawanya lantaran tidak sanggup melawan virus mematikan ini. Bahkan, pemerintah secara khusus menyiapkan lahan pemakaman korban Covid-19.
Gempuran virus ini telah meluluhlantakkan sendi-sendi kehidupan bangsa, baik ekonomi maupun sosial. Sampai-sampai hidup orang harus selalu menjaga jarak dan bermasker sehari-harinya.
Saat ini, kondisi sudah jauh lebih baik. Kasus Covid-19 pun, meski masih ada, tapi orang cenderung tak lagi mempedulikan. Rasa keterasingan orang mulai terurai. Banyak rumah sakit sudah melompong, tak ada lagi pasien Covid-19.
Namun, bukan berarti perjuangan para tenaga kesehatan plus relawan yang di masa-masa tingginya kasus Covid-19, jadi diabaikan begitu saja. Seperti dialami sekitar 145 relawan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang di Batam, Kepulauan Riau. Mereka seperti kaum yang terlupakan saat ini. Jasa-jasa mereka cuma menggelayut di ingatan saja.
Uang makan para relawan RSKI Galang yang tertunggak berbulan-bulan, tak kunjung tuntas. Proses review yang kelewat lama, ditambah lagi ada dugaan oknum-oknum tertentu yang coba menahan-nahan apa yang menjadi hak para relawan. Pemerintah seolah melupakan jasa mereka.
Hingga kini, pemerintah baru membayar periode Januari – Maret 2022. Bahkan, periode April – Juni yang katanya sudah selesai diaudit dan uangnya telah dikirim ke RSKI Galang, tak kunjung diberikan kepada para relawan. Sementara untuk periode Juli dan selanjutnya, boro-boro sudah masuk proses audit.
Konon kabarnya lagi, kontrak para relawan RSKI Galang akan habis pada 31 Desember ini. Apakah setelah habis kontrak, sisa pembayaran uang makan mereka akan tetap dibayarkan? Atau jangan-jangan ‘dimakan’ oleh oknum-oknum yang tak berperikemanusiaan?
Soal habisnya kontrak relawan, ketika dikonfirmasi, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito enggan bicara panjang lebar. “Belum dapat kabar pasti,” ujarnya singkat kepada BatamNow.com, Rabu (14/12/2022).
Ketika diinformasikan bahwa para relawan belum juga menerima pembayaran uang makan periode April – Juni, Wiku menjelaskan, “Proses audit di BPKP sudah selesai dan sudah ditransfer ke TNI (pengelola RSKI Galang)”.
Dirinya juga tidak merinci kapan audit periode ke-3 (Juli – September) akan dilakukan. “Proses review BPKP memerlukan waktu dan kelengkapan dokumen dari pelaksana di lapangan. Prosesnya akan lebih cepat bila dokumen pendukung lengkap,” terangnya.
Bisa dikatakan, kemungkinan lamanya pencairan uang makan relawan lantaran data yang diberikan pihak TNI sebagai penanggung jawab RSKI Galang tidak lengkap. Kok bisa?
Ironis memang nasib para relawan ini. Sementara Presiden Joko Widodo dengan lantang mengatakan dana Covid-19 yang disiapkan pemerintah untuk tahun 2022 mencapai ratusan triliun rupiah. Dikemanakan dana itu, kalau hanya untuk membayar uang makan relawan RSKI Galang saja pemerintah harus mencicil, apalagi menunggak sampai sekian lama? Bahkan, dana sudah dikirim ke penanggung jawab RSKI Galang pun tidak langsung diserahkan kepada para relawan yang berhak. Ironis memang negeri ini. Banyak orang suka menari di atas penderitaan orang lain.
Bila benar kontrak para relawan berakhir 31 Desember 2022, otomatis mereka harus angkat kaki dari RSKI Galang. Lantas, ke mana para relawan akan meminta sisa pembayaran uang makan mereka? Atau jangan-jangan nanti bakal dimakan siluman. (RN)