BatamNow.com, Jakarta – Kesiapan bahan pangan dituntut menjelang bulan suci Ramadan. Secara khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menjaga stabilitas stok dan harga beras jelang bulan Ramadan.
Kepada BatamNow.com, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, “Kami sudah menaikkan harga gabah kering panen, gabah kering giling berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24/2020. Harga gabah kering tersebut telah disesuaikan agar Bulog bisa menyerap”.
Harga batas atas (ceiling price) yang ditetapkan yakni, Gabah Kering Panen (GKP) Tingkat Petani Rp 4.550 per kg, GKP Tingkat Penggilingan Rp 4.650 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) Tingkat Penggilingan Rp 5.700 per kg, dan Beras Medium di Gudang Perum Bulog Rp 9.000 per kg.
“Penetapan ceiling price ini mulai berlaku pada 27 Februari 2023 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Ceiling price yang disepakati lebih tinggi sekitar 8 persen-9 persen dari harga pembelian pemerintah (HPP) sesuai dengan yang ditetapkan dalam Permendag No 24/2020. Kita sudah adjust semua,” kata Arief, Minggu (26/02/2023).
Dirinya meyakini, untuk stok bahan pangan jelang Ramadan bakal tercukupi dan tidak akan terjadi kelangkaan. “Insya Allah tercukupi ya dan tidak akan terjadi kelangkaan,” ujarnya.
Dalam satu bulan ke depan, kata Arief, akan terjadi panen raya, sehingga Bulog diperintahkan untuk siap-siap memenuhi stok di gudang-gudang yang ada.
Arief juga memastikan para petani tidak mengalami rugi saat panen raya. Pemerintah akan berupaya menjaga stabilitas harga dari hulu hingga hilir. “Namun, kami kalau mengatur bukan di hulu atau hilir saja, tetapi bagaimana petani itu mendapatkan harga wajar supaya tak kapok menanam dengan margin cukup. Kemudian di hilir itu relate dengan inflasi dan daya beli masyarakat,” urainya.
Selain itu, pihaknya bersama Satgas Pangan dan pihak kepolisian akan melakukan pengawasan di lapangan terkait harga jual ke masyarakat. “Harga jual pasti akan diawasi secara ketat. Jangan nanti ada yang membanderol harga terlalu mahal atau dengan sengaja menimbun bahan pokok sehingga menimbulkan gejolak harga di masyarakat,” pungkasnya. (RN)