BatamNow.com – Registrasi IMEI atau International Mobile Equipment Identity di pelabuhan kedatangan feri internasional di Batam, kini, kian membeludak.
Seperti pada Minggu (16/04/2023) di pintu kedatangan Pelabuan Harbour Bay, Sei Jodoh. Mengular antrean penumpang dari Singapura meregistrasi IMEI handphone (HP) bawaannya.
Diperkirakan total 500-an penumpang pendaftar IMEI dalam seharian pada hari Minggu itu.
“Kami kewalahan dan tak menduga sebanyak ini, kami haya memiliki dua petugas dengan dua perangkat kerja yang melakukan registrasi,” kata seorang petugas BC di pos registrasi di kawasan Pelabuhan Harbour Bay.
Petugas itu juga mengatakan sejak kedatangan feri pagi hingga feri terakhir pukul 20.30 masih banyak penumpang meregistrasi IMEI.
“Mau tidak mau ini tugas yang harus kami laksanakan,” kata petugas BC di sana.
Biasanya, ia katakan, pelayanan registrasi di Pelabuhan Harbour Bay di Batam dapat dihitung jari dan kadang tak ada.
Pelayanan di pos BC di sana awalnya dilakukan hanya di salah satu ruangan berukuran 2,5 meter x 3 meter di area pelabuhan kedatangan.
Namun pada hari Minggu itu, pos pelayanan registrasi IMEI oleh petugas BC dipindah ke area terbuka di kawasan pelabuhan.
Demikian juga di Pelabuhan Batam Center, dikabarkan kodisinya membeludak juga.
Di sini antrean peregistrasi IMEI dikabarkan sudah pada mengganggu arus keluar para wisatawan penumpang dari pelabuhan. Karena pos pelayanannya tak jauh dari pintu keluar pemeriksaan x-ray.
Mengapa saat ketibaan penumpang dari luar negeri (LN) harus meregistrasi IMEI handphone bawaan penumpang sehingga sampai terjadi antrean?
Sebab sesuai ketentuan Kementerian Kominfo 2×24 jam sejak pendaftaran handphone lewat aplikasi Ditjen BC atas perangkat komunikasi berbasis seluler harus diregistrasi IMEI-nya untuk mendapatkan jaringan seluler .
Tentu akan lebih rumit lagi urusannya jika barang bawaan itu telat diregistrasi setiba dari LN dan harus ke Kominfo lagi untuk registrasinya. Sementara di Batam, Kominfo belum memiliki registrasi IMEI.
Membeludaknya registrasi identitas perangkat komunikasi seluler internasional seperti handphone, komputer genggam dan komputer tablet (HKT) pun mengundang pertanyaan banyak pihak.
Joki Registrasi IMEI Diupah Rp 400 Ribu
Penelusuran wartawan BatamNow.com di lapangan mayoritas penumpang yang mendaftar IMEI berperan menjadi joki dadakan, bukan pemilik asli.
Mayoritas barang bawaan itu titipan dari jaringan pedagang handphone black market (BM) dari Singapura.
Jaringan itu memanfaatkan para pelancong dari LN yang hendak kembali ke Batam dengan feri.
Di kawasan pelabuhan feri di HarbourFront di Singapura jaringan pedagang handphone BM menawarkan kesempatan itu kepada para penumpang yang telah memiliki boarding pass, tentu dengan imbalan uang jasa.
Bahkan rombongan tur dan pemandu tur (tour guide) pun menyempatkan ‘nyambi’ peluang itu. “Sembari mau pulang ya nggak apa-apalah dapat uang jasa Rp 400 ribu untuk 1 HP,” kata Rini kepada wartawan BatamNow.com di Singapura.
Selain Rini, beberapa rombongan tur juga membenarkan ditawari membawa handphone dari Singapura. “Ia hitung-hitung balik ongkos sekali jalan dan banyak juga rombongan tur ini yang mau bawa,” ujar Hengki sambil menunjuk sekerumunan orang di pelabuhan Singapura.
Banyak para wisatawan dan wisatawan one-day-tour ditawari jaringan pedagang BM menjadi joki dadakan handphone Singapura-Batam.
Dengan iming-iming uang jasa pemantik sejumlah rombongan tur dan tour guide ramai-ramai nimbrung jadi joki handphone Batam-Singapura pada hari Minggu (16/04) itu.
Mereka akhirnya sampai rela antre panjang dan lama di pelabuhan untuk meregistrasi IMEI handphone baru itu. Namun ada juga joki yang tak mau antre karena sebelumnya ia tak mengira seperti itu kondisinya.
Akhirnya handphone bawaannya diserahkan ke penjemput di pelabuhan tanpa registrasi IMEI dan tanpa uang jasa. Lazimnya uang jasa joki diserahkan di Batam oleh jaringan pedagang BM setelah unit handphone diregistrasi IMEI-nya.
Maraknya penumpang barang bawaan handphone baru meregistrasi IMEI diperkirakan sudah berjalan lama sejak pemerintah memberlakukan registrasi IMEI untuk HKT baru dari LN per September 2020.
“Ini pemicu maka pada hari Minggu membeludak meregistrasi IMEI karena Sabtu banyak yang berlibur ke Singapura dan hari Minggu kembali ke Batam ditambah yang pelancong one-day-tour,” ujar Ali di Singapura.
Dan kemungkinan besar kondisi ini akan berlangsung terus di Batam dipicu oleh para jaringan pedagang HKT BM. (tim)
Ada apa ramai-ramai dan siapa otak di balik maraknya registrasi handphone bawan dari Singapura ini sampai menggunakan joki? Dan berapa kelompok pedagang pasar gelap handphone di Batam-Singapura? Ikuti terus laporan hasil investigasi wartawan BatamNow.com.