BatamNow.com – Masalah kelangkaan air perpipaan di Kavling Sagulung Baru (Saguba), tak kunjung selesai meski kini pengelola berganti ke PT Air Batam Hilir yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium PT Moya Indonesia – PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Tarmizi tokoh masyarakat (Tomas) di Kavling Saguba, mengibaratkan masalah air di sana seperti penyakit kronis yang mesti diamputasi karena sudah sangat lama berlanjut.
“Kemarin sudah diamputasi saya lihat dari ATB ke Moya, harapan kita ada peningkatan rupanya saya lihat sebelas – dua belas,” ujar Tarmizi, Jumat (12/05/2023).
Tarmizi diwawancarai BatamNow.com saat para ibu di Kavling Saguba berkumpul di lapangan fasilitas umum Blok J. Mereka resah karena air perpipaan tak mengalir sudah hampir seminggu ini. Ditambah lagi sulitnya distribusi truk tangki air dari PT Air Batam Hilir yang merupakan mitra BP Batam mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sejak 2022 selama 15 tahun.
Soal macetnya aliran air minum ke Saguba, katanya, sudah berlangsung sekitar 20 tahun ini dan makin parah kini.
“Menjelang puasa itu kita sudah kewalahan, itu semua bukan Blok J saja. Ada 17 RT, satu RT ada sekitar 160 KK ada 140 KK. Sementara air yang didatangkan dari pihak Moya itu 1 tangki bisa cuma 25 rumah. Itu kalau kita bagi 1 drum,” jelas Tarmizi.
Ia mencontohkan, dirinya memesan 8 truk tangki air ke PT Air atam Hilir untuk dikirimkan pada Kamis (11/05) kemarin tapi tak dipenuhi. “Yang datang cuma 2 tangki itu pun sudah malam dan warga sampai berantem,” ucap Tarmizi.
Dia merasa heran mengapa PT Air Batam Hilir tidak bisa mengirimkan sebanyak 8 truk tangki air untuk warga Kavling Saguba kemarin. “Masalahnya sepertinya armadanya tidak mencukupi,” duganya.
Berdasarkan rilis resminya per 31 Maret 2023, Badan Usaha (BU) Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) BP Batam menyebut ada total 20 armada truk tangki air yang dimiliki untuk menyalurkan air bersih di area sulit terjangkau atau stress area.
Kalaupun terkendala armada yang terbatas, Tarmizi meminta harusnya PT Air Batam Hilir menunjukkan rasa empati atau tanggung jawab dengan mengantar air selama 24 jam ke warga.
“Solusinya dari saya harus 24 jam, masyarakat ini bisa dikatakan sampai pagi begadang. Jadi saya harap juga pihak Moya pun ikut begadang juga sampai pagi mengantar air ke masyarakat,” tegasnya.
Tarmizi mempertanyakan apakah Wali Kota ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi tidak tahu kondisi sebagian warganya yang menderita karena tak mendapat air SPAM.
“Kita lihat sendiri, jalan dari 1 ROW, 2 ROW sampai 5 lajur, banyak jalur yang tak terpakai. Gedung-gedung serbaguna segala macam dibangun, tapi sangat disayangkan beliau matanya mungkin tak bisa lihat Batam semua, atau mungkin dari bawah tidak sampaikan ke beliau sehingga Saguba tertinggalkan atau tidak terlihat sama beliau tentang air sampai belasan tahun,” tukasnya.
Dia ungkapkan, warga sudah mendesak untuk melakukan aksi demonstrasi. “Intinya masyarakat minta demo, kalau itu memang solusinya,” katanya.
Tarmizi menegaskan, warga Kavling Saguba yang berteriak soal masalah air itu adalah murni kepentingan masyarakat. “Jadi saya mohon kepada para pemangku kebijakan, tolong pedulilah kepada masyarakat. Di sini tidak ada politik,” ia mengingatkan. (D)
Teruntuk bpk walikota….tlong pak selesaikan permasalahan air d kavling kami.terkhusus… Baca Selengkapnya
Betul dah 26 thn dikavling saguba baru ini yg terparah… Baca Selengkapnya