BatamNow.com – Satu sikap yang terkesan temperamental dari Lik Khai yang Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Batam yang tetiba nyerocos. Lewat telepon.
Itu terjadi saat awak media ini melakukan klarifikasi terkait pernyataannya di pusaran gelanggang permainan (gelper). Ia mensinyalir kegiatan judi gelper merajalela kembali di Batam dan menyebut Muka Kuning.
Ia juga meminta polisi agar tak tebang pilih menindak beroperasinya arena gelper yang terindikasi judi.
Bermula dari upaya klarifikasi redaksi BatamNow.com, minggu lalu, lewat pesan WhatsApp dengan beberapa pertanyaan atas pernyataan Lik Khai.
Maksud, pun tujuan pertanyaan itu untuk mendalami berbagai hal krusial di pusaran gonjang-ganjing judi gelper yang masih ngotot beroperasi sebagaimana disampaikan anggota Partai NasDem itu.
Sedangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah dengan tegas memerintahkan seluruh jajarannya untuk menindak segala kegiatan yang berbau judi.
Bahkan Sigit menegaskan akan menindak bawahannya yang tak mengindahkan perintahnya.
Bila perlu, Listyo akan mencopot para pimpinan Polri di jajarannya jika ada yang membiarkan dan mem-backup judi dan kegiatan ilegal lainnya.
Perintah tegas itu disampaikan pasca heboh kasus pembunuhan berencana oleh Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri itu. Pasca beredarnya dugaan Ferdy Sambo Cs dengan bagan konsorsiumnya di balik maraknya perjudian di Indonesia.
Tak kecuali di Batam atau Kepri secara keseluruhan.
Mungkin saja karena perintah itu membuat semua arena gelper dan perjudian dalam bentuk lain, kocar-kacir lalu tutup total.
Namun belakangan ini sebagaimana sinyalemen Lik Khai, beberapa arena gelper tak berizin buka atau beroperasi kembali.
Klarifikasi tentang pernyataan itulah lewat WhatsApp yang belum dijawab oleh Lik Khai.
Kemudian redaksi media ini mengirimkan klarifikasi susulan secara tertulis ke anggota Partai Nasdem itu. Dikirim pada Senin (21/11/2022) ke Gedung DPRD Kota Batam di Batam Center.
Tetiba di waktu siang, Senin itu, telepon dari Lik Khai pun masuk ke nomor handphone awak redaksi media ini.
Suara dari seberang spontan saja nyerocos dengan nada agak ngegas dengan tone yang meninggi, layaknya orang temperamen. Apalagi ia justru mencurigai media ini dan ia terkesan mengintervensi wartawan (pers).
Latar Belakang Munculnya Klarifikasi
Di media online ditulis pernyataan Lik Khai yang mensinyalir banyak JUDI elektronik atau gelanggang permainan (gelper) di Batam yang tak kantongi izin, beroperasi kembali. Berita pada Rabu (9/11/2022) di media online itu.
Menurutnya, petugas polisi harus menanganinya dengan serius dan berharap tak tebang pilih dalam penertiban gelper ilegal berbau judi. Beberapa arena judi gelper yang disebut Lik Khai, antara lain beroperasi di kawasan Muka Kuning, Sei Beduk.
Selain gelper tak berizin, ia mengklaim sebagian gelper di Batam ada yang berizin. Contoh seperti Timezone dan tempat-tempat permainan anak lainnya.
Kalau yang berizin itu, katanya, sah-sah saja. Dia pun menjelaskan sedikit mekanisme pemberian hadiah bagi pemenang. Ia katakan koin diganti dengan tiket atau voucher yang nantinya bisa ditukar dengan boneka dan mainan anak-anak.
Tapi, ujarnya lagi, yang berunsur judi dan ditukar dengan uang, itu yang jadi masalah.
Nah, pernyataan wakil rakyat terhormat yang mengkritisi polisi karena beroperasinya judi gelper tak berizin inilah yang coba diperdalam redaksi media ini.
Konfirmasi itu perlu agar masyarakat mendapat informasi yang benar dan objektif.
Masyarakat mesti mendapat informasi dan terlayani wartawan (pers) dengan baik melalui media (pers). Masyarakat juga berhak mendapat informasi sesuai amanat Undang-undang Pers No 40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik.
Ada satu poin pertanyaan penting di pusaran geliat usaha gelper itu yang perlu diungkap: tentang usaha gelper berizin, mengapa tutup. Lalu institusi mana yang memerintahkan tutup. Apalagi arena gelper yang bukan berpraktik judi seperti klaim Lik Khai.
Mengapa dan ada apa di balik ini? Menjadi teka-teki. Bukankah pengusahanya yang wajib retribusi/pajak usaha hiburan/pariwisata itu ketiban rugi karena usahanya tutup?
Lalu apa tanggapan pemerintah yang mengeluarkan izin?
Tentu masyarakat perlu pembelajaran dari wakil rakyat yang “digaji” oleh rakyat ini tentang duduk masalahnya.
Namun bukan jawaban atas klarifikasi yang datang dari “pak ketua”. Malah narasi dengan tone yang kurang pantas.
Meski begitu, cecaran narasi Lik Khai, tetap ditanggapi sopan oleh redaksi media ini, meski tak begitu sebaliknya.
Hal yang “tak mendidik” dari sikap Lik Khai, menurut redaksi penerima telepon, ketika mengakhiri sendiri telepon tanpa komunikasi yang etis dari seorang anggota dewan yang dipilih okeh rakyat. (red)
Mau tahu kualitas narasi cecaran Lik Khai ke redaksi media ini dan belum dipahaminya mekanisme atau cara kerja wartawan dalam menyampaikan pertanyaan, konfirmasi atau klarifikasi? Baca berita BatamNow.com selanjutnya.