BatamNow.com – Sorotan Kepala BP Batam Muhammad Rudi SE, yang menduga terjadi keterlambatan pembangunan Terminal 2 (T2) Bandara Internasional Hang Nadim Batam, akan dibahas bersama pihak PT Bandara Internasional Batam (BIB).
Muhammad Rudi yang juga Wali Kota Batam itu pun sempat mengatakan akan memanggil pihak PT Bandara Internasional Batam (BIB) sebagai pengelola bandara internasional itu untuk menanyakan perihal keterlambatan pembangunan T2.
Lalu kapan pertemuan akan dilakukan?
“Rencana hari Senin (19 Februari 2024) pukul 09.00, harusnya kan kemarin, Jumat ternyata beliau sibuk terus, kemarin baru jumpa sama tim teknis,” ujar Dirut PT BIB, Pikri Ilham Kurniansyah, Sabtu (17/02/2024).
Pikri Ilham dikonfirmasi wartawan BatamNow.com, Hamansyah Rangkuti, di sela kesibukannya pada acara seremonial penerbangan perdana Batik Air (Malaysia) rute Batam – Kuala Lumpur, pada Sabtu (17/02).
Ditanya agenda yang akan dibahas pada pertemuan itu, Pikri Ilham mengatakan masih membahas desain interior.
“Jadi kan desain yang pertama, konseptual desain, tampak luarnya tapi ‘kan orang Korea ‘kan belum bisa bangun, kalau hanya tampak luarnya aja kan,” ujar Pikri.
Menurutnya, dalam pembangunan T2 itu tidak ada kendala dalam pengerjaan hanya saja prosesnya yang lama. Ia pun menuturkan perbandingan kultur kontraktor asal Indonesia dengan kontraktor asal Korea Selatan menjadi penyebab.
“Bedanya itu, kalau kontrator di Indonesia, ada gambar langsung bangun, kalau kontraktor Korea ini dia nggak mau, mereka harus pastikan dulu, misalnya pemilihan keramik, benar nggak ini, ukurannya ini nggak, dia nggak mau asal-asalan,” jelas Pikri.
“Bayangin, ribuan item pak yang diurus, ceiling-nya pakek apa, warna apa, catnya warna apa,” tambahnya.
Terminal 2 Bandara Hang Nadim Batam akan mengusung desain futuristik dan modern namun menyertakan kearifan lokal, merevisi desain awal yang berkonsep “Atap 1.000 Kuncup”. Nantinya, desain terminal baru itu akan menampilkan unsur ikan Marlin, kepak sayap burung elang dan batik serta flora dan fauna khas Kepri.
“Itu hasil dari riset dan desain mereka pak, kita ngak bisa kasih tahu aja, mereka nggak mau kita yang riset, mereka harus riset sendiri, apa yang terjadi, bagaimana keadaan di sini, segala macam lah, ribet kalau diceritain, dan mereka juga harus tau bagaimana perilaku orang Indonesia atau bisa disebut kebiasaannya lah ya,” jelas Pikri.
Diberitakan media ini, PT BIB menjelaskan bahwa pengerjaan Terminal 2 akan dimulai pengerjaannya setelah konsep desainnya dirampungkan. Demikian juga Detail Engineering Design (DED)-nya.
Konsep desain bandara itu ke depan akan lebih futuristik, modern dan luxury tanpa meninggalkan ciri khas kearifan lokalnya.
Kearifan lokal itu berupa kepak sayap burung elang dan batik, serta flora dan fauna khas Kepri.
Contoh pernak-pernik kearifan lokal itu, yakni bentuk Ikan Marlin yang dibalut dalam nuansa modern, futuristik dan luxury sehingga memberikan kesan yang jauh lebih baik.
Dan perubahan konsep desain yang fundamental dan menyeluruh tersebut baik eksterior maupun interior, membawa konsekuensi besar termasuk soal waktu atas semua desain perpaduan.
Estimasi BIB, butuh 35 bulan untuk merampungkan pembangunan Terminal 2. Itu pun menunggu DED-nya selesai pada April atau Mei 2024.
Marlin di Batam
Mengutip WikiPedia, Marlin adalah sebutan untuk ikan dalam keluarga Istiophoridae.
Ikan Marlin memiliki tubuh yang memanjang, moncong atau paruh seperti tombak, dan sirip punggung yang panjang dan kaku yang memanjang ke depan membentuk jambul mirip layar pada kapal.
Ikan yang berhabitat di perairan hangat samudra ini terkenal dengan kecepatan berenangnya yang bisa mencapai 110 kilometer per jam.
Di Kota Batam, motif ikan Marlin diterapkan dalam berbagai desain.
Salah satunya diterapkan pada motif batik ikan Marlin, kerajinan Batam yang diinisiasi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Batam, Marlin Agustina istri Muhammad Rudi yang menjabat Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam.
Selain itu, motif ikan Marlin juga kini tampak digunakan pada badan bus kota Trans Batam. (Aman)
Editor: Pardomuan