BatamNow.com – Warga Perumahan Bukit Raya, Batam Center masih mengantre menampung air dari sumur bor di pemukiman itu sebab air SPAM BP Batam tak mengalir sejak Kamis (27/07/2023) hingga hari ini, Selasa (01/08).
Hartono warga Perumahan Bukit Raya menyesalkan pelayanan buruk yang belum ada solusi konkret dari BP Batam maupun PT Air Batam Hilir mitranya mengelola SPAM.
“Saat ini kami sangat merasakan sengsara akibat matinya air sudah 6 hari, sampai sekarang belum menyala juga,” kata Hartono kepada BatamNow.com, di Perumahan Bukit Raya, Selasa (01/08) sore.
Pantauan media ini di lokasi, sumur bor itu terletak di salah satu rumah di depan sebelah kanan Masjid Al-Hikmah Perumahan Bukit Raya yang dihuni sekitar 500 KK.
Wadah kosong berbagai jenis mulai dari jeriken, botol galon hingga ember berjejer bersama warga dari anak-anak hingga orang dewasa mengantre giliran menampung air dari sumur bor di sana.
“Air bor ini dapat sumbangan dari caleg. Kalo tidak dapet ini pasti kami sangat bingung dan terganggu,” jelas Hartono.
BP Batam mengumumkan bahwa aliran air mati karena ada kerusakan pada as motor pompa intake di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang sejak Sabtu (29/07) hingga hari ini, Selasa (01/08). Sebelumnya terjadi gangguan listrik juga di IPA tersebut pada Kamis (27/07). Kedua masalah itu menyebabkan gangguan ke warga di beberapa wilayah termasuk Batam Center.
Direktur BU SPAM BP Batam Denny Tondano menjanjikan perbaikan itu paling lambat rampung pada Kamis (03/08). Walau setelahnya masih perlu waktu untuk normalisasi aliran ke puluhan ribu pelanggan yang terdampak.
Dijelaskan dalam rilis BP Batam, kerusakan pada pompa intake itu menyebabkan kehilangan suplai air 360 liter per detik (lpd) yang dampaknya ke aliran air macet ke 36 ribu sambungan rumah di Batam Center, Batu Aji, Marina, Tanjung Uncang, Bengkong, Nagoya, Jodoh, Punggur, Kabil, Batu Besar, Sengkuang, Batu Merah, Baloi dan sekitarnya.
Hartono dan warga khususnya di Perumahan Batam Center hanya bisa berharap air SPAM BP Batam segera mengalir ke warga.
“Mudah-mudahan betul hari Kamis jalan. Kalau nggak, kami sengsara kali. Warga pada repotlah, namanya air,” ujarnya.
Meski aliran air SPAM mati sudah selama 6 hari ini, warga Perumahan Bukit Raya mengaku tak disuplai truk tangki air oleh BP Batam ataupun PT Air Batam Hilir.
“Dijanjikan mau dikirim, tapi tidak ada, mudah-mudahan hari ini atau besok bisa direalisasikan janjinya,” kata Hartono, Selasa (01/08) sore.
Sementara Corporate Communication PT Air Batam Hilir Ginda Alamsyah Lubis tak merespons ketika dikonfirmasi BatamNow.com terkait mengapa warga khususnya di Perumahan Bukit Raya tak mendapat suplai lewat truk tangki air meski air SPAM sudah mati 6 hari ini.
Anggota DPRD Kepri Numpang Mandi di Gedung BP Batam
Menyampaikan betapa gondoknya warga konsumen di Batam termasuk dirinya yang tak teraliri air SPAM, anggota DPRD Provinsi Kepri Uba Ingan Sigalingging menggelar unjuk rasa tunggal secara langsung di depan gedung BP Batam, Selasa (01/08/2023) pagi tadi.
Aksi anggota Komisi IV DPRD Kepri itu disiarkan langsung di akun Facebook pribadinya selama sekitar 25 menit.
Di awal unjuk rasanya, Uba mengambil beberapa ember, jeriken dan botol galon kosong dari atas bak mobil pickup lalu menjejerkannya di depan gedung utama BP Batam.
“Hari ini saya di kantor BP Batam membawa ember dari warga termasuk saya sendiri yang sudah hampir seminggu ini air tidak mengalir. Jadi untuk menyampaikan bahwa BP Batma seharusnya bertanggung jawab terhadap kebutuhan air bersih bagi seluruh warga Batam,” kata Uba di depan tangga masuk gedung BP Batam.
“Saya juga bawa handuk dan sabun, saya mau mandi di BP Batam karena sudah dua hari ini agak sulit mandi,” lanjut Uba sambil menunjuk totebag bermotif batik yang ditentengnya.
Di tengah unjuk rasanya, Uba didatangi General Manager SPAM Hilir Badan Usaha (BU) SPAM BP Batam Djohan Effendy.
“Saya bawa ember ini mewakili kebutuhan warga. Sebenarnya kalau tadi dibawa semua ember itu bakal penuh ini. Kalau bisa diisi lah ini pak, supaya ada oleh-oleh dari BP Batam airnya terisi,” kata Uba ke Djohan.
Beberapa menit berdialog, Djohan tak menyanggupi permintaan Uba agar wadah kosong milik warga di perumahannya itu diisi air dari SPAM. Walakhir, ia berjanji mengirim truk tangki air.
“Nanti kita kirim mobil tangki,” kata Djohan.
Di akhir aksinya, Uba menegaskan bahwa BP Batam harus bisa memberikan kepastiankepada warga utamanya terkait pelayanan air minum SPAM.
“Kami sudah datang kemari, kami nggak bisa mandi karena ternyata di sini tidak ada tempat mandinya. Tetapi kami sudah menyampaikan juga kepada BP Batam dan SPAM Batam ini kami tinggal di sini sebagai bukti bahwa SPAM akan serius,” kata Uba sambil menunjuk jejeran ember dan jeriken yang dijejerkan di depan tangga masuk gedung utama BP Batam. (DA/D)