BatamNow.com – Foto Gubernur Kepri Ansar Ahmad menaiki bus bandara (shuttle bus) dalam perjalanannya ke Jakarta, menjadi perbincangan di media sosial (medsos).
Mantan Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar itu, tampak di dalam foto, dalam posisi berdiri dan tangan kanannya memegang handle grip atau gagang pegangan tangan berwarna kuning, lazimnya digunakan penumpang bus yang tidak kebagian tempat duduk.
Tampak Ansar berdiri bersama penumpang lainnya. Hal yang biasa bagi penumpang yang baru turun dari pesawat, tanpa garbarata.
Foto Ansar menjadi perbincangan warganet dipicu satu caption beserta foto Gubernur Ansar di dalam shuttle bus yang diunggah satu akun Facebook dengan men-tag akun Diskominfo Kepri juga Humas dan Dokumentasi Pemprov Kepri.
“Jadi lakukanlah sesuatu itu dengan tulus, sama seperti bapak Gubernur Kepri yang meskipun udh jadi gubernur tetep bisa baik dan tulus dalam bertindak. Buktinya, dirinya ttp mau loh berdiri Berdesakan di Bus Bandara seperti Penumpang lainnya, dalam perjalana utk keperluan tugas di Jakarta. Padahal ada bus VIP untuk Gubernur,” demikian caption yang memuji sang Gubernur Kepri itu.
Direktur Batam Reseach Center yang juga pegiat medsos, Hendri Rahman di akun Facebooknya mengkritisi postingan itu. Unggahan itu diberi judul “Para Humas Gubernur yang Gagal Paham”.
Begini isi kritikannya atas postingan itu:
“Lagi lagi ulah para humas Gubernur mempermalukan majikannya, bermaksud ingin mengabarkan pencitraan Gubernur yang sederhana malah jadi bencana.
Sang Humas menyampaikan, Betapa Gubernur rela berdesakan naik bus bandara padahal ada bus VIV fasilitas Gubernur. Para humas sudah salah tempat mencitrakan Gubernur, kalau diangkutan umum, kereta api, Gubernur berdesakan dan bergelantungan itu baru luar biasa, di bus bandara itu biasa, bukan Ansar Ahmad saja yang rela berdesakan seperti itu, para pejabat sekelas menteri, Gubernur, Bupati, Walikota melakukan hal yang sama. Semua tidak gila hormat.
Jika pesawat terparkir tidak jauh dari terminal keberangkatan, ada fasilitas garbarata yang digunakan untuk loading penumpang ke pesawat. Namun, fasilitas garbarata ini digunakan jika tipe garbarata sesuai dengan tipe pesawat saja. Sedangkan jika pesawat terparkir 200 meter dari terminal keberangkatan, maka pihak maskapai akan menyediakan bus untuk mengantarkan penumpang. Dan para pejabat sudah sangat faham dan jarang menggunakan fasilitas VIV.
Sangat lumrah, sebaiknya para humas berhati hati mencitrakan sang Gubernur, lakukanlah pada tempat yang sebenarnya supaya tidak dibuly oleh nitizen. tidak adanya orang yang ditunjuknya sebagai juru bicara baik dimedia masa dan media sosial akan jadi masalah. Jika tidak terkooridinasi dengan baik, bisa menjadi ‘santapan empuk’ bagi media dan warganet.
Humas harus punya inisiatif. Jangan malas bergerak hanya karena belum mendapat instruksi dari pimpinan. “Era disrupsi menuntut kecepatan. Sikap pasif menunggu instruksi atasan harus segera dihilangkan.
Berhati hatilah melempar isu, jangan sampai Gubernur jadi bahan tertawaan. Tak sedikit pula citra diri seseorang berbeda tujuannya di mata orang lain. Mungkin Anda ingin dilihat sebagai pribadi sederhana, tapi sayangnya orang lain melihat Anda justru sebagai pribadi yang dibuat buat.
Belum terlambat, para humas Kepri, ayoooo belajar lagi, kasihan sang Gubernur kalian buat jadi candaan.”
Lalu komentar pun bermunculan, pro maupun kontra menanggapi unggahan Hendri itu.
“Masyarakat butuh hasil kinerja Pak Gubernur bukan pencitraan dari para penjilat Gubernur,” tulis akun Dody Sitorus.
“Maksud diPostingan Saya didalami Dulu .. , Saya Salut karena Beliau tdk Memilih2 .. untuk Merekomendasi ke pihak bandara meminta Bus yg Agak Private ( Shuttle Bus yang VIP ). Itu Realnya malah mau Gabung sama Awam,” pengunggah caption dan foto Gubernur mengomentari postingan Hendri.
“Saya tidak mempersalahkan suttle bus dan laiinya. Yang saya kritik itu kalau bisa para humas bijak membranding gubernur, gitu saja kok repot.
Selamat malam, selamat istirahat. Semua biasa dan tidak perlu diributkan. Kalau anda anggap ini berlebihan saya minta maaf. Kalau anda tidak terima saya mau apa….?” balas Hendri.
“Yg kita butuhkan bukan kesederhanaan pemimpin, tpi karya besar untuk kesejahteraan masyarakatnya, tidak cukup hanya dengan sederhana saja untuk sebagai pemimpin,” pesan akun Indra Ananda. (*)
sehat selalu gubernurku….jgn seperti yg lalu2 kena kasus korupsi mulu