BatamNow.com – Hari pertama PT Metro Nusantara Bahari (MNB) mengelola Pelabuhan Feri Internasional Batam Center, pelayanan penumpang diklaim berjalan normal.
Di hari yang sama, Selasa (02/08/2024), Direktur Badan Usaha (BU) Pelabuhan BP Batam, Dendi Gustinandar menjamin transisi pengelolaan pelabuhan dari PT Synergy Tharada (ST) ke PT MNB tidak akan mengganggu aktivitas calon penumpang.
Namun nyatanya, tak seperti jaminan yang dijamin Dendi. Buktinya, fasilitas kursi roda (wheelchair) habis ketika dibutuhkan penumpang.
Seorang penumpang wanita Indonesia yang baru pulang berobat dari Singapura, terpaksa diangkut dengan gerobak barang karena tak mendapatkan fasilitas kursi roda.
Mau tak mau, wanita yang kesulitan berjalan itu diangkut menggunakan gerobak barang berukuran sekitar ±1,5 meter x 1 meter.
Menurut sumber terpercaya BatamNow.com yang mengetahui kejadian itu, hal yang standar di setiap pelabuhan penumpang disediakan kursi roda.
Tapi, menurut sumber itu, jumlah unit kursi roda di pelabuhan itu berkurang karena sebagian merupakan aset yang ditarik kembali oleh PT ST seiring berakhirnya kontrak kerja sama 22 tahun.
Hingga kemarin tengah malam, Kamis (01/08), PT ST sebagai pengelola lama memang mengangkut seluruh barang dan asetnya keluar dari Pelabuhan Batam Center. Mulai dari dokumen, meja, kursi, dispenser, APAR, kursi roda dan lainnya.
“Yang menyediakan kursi roda itu pihak pengelola pelabuhan sama pihak Karantina, dulu kan disediakan Synergy itu, karena dia pindah ya dibawalah,” kata sumber yang meminta namanya tak ditulis, Jumat (02/08/2024).
Ia pun menjelaskan, kru kapal sebenarnya sudah meminta agar petugas pelabuhan mengambil kursi roda untuk membawa orang sakit dari feri, namun yang didatangkan malah gerobak barang.
“Tadi pas turun dari kapal, lalu kru kapal memanggil petugas pelabuhan yang ada di sekitar ponton, agar petugas itu mengambil kursi roda untuk membantu ibu tersebut, tidak beberapa lama, petugas itu memang datang, tapi dia nggak bawak kursi roda, yang dibawa gerobak barang yang biasa dipakai untuk mendorong barang,” jelas sumber.
Masih menurut sumber, kedatangan petugas pelabuhan yang membawa gerobak barang itu sontak membuat terheran para kru kapal dan keluarga penumpang wanita itu, pun penumpang lain yang warga negara asing.
“Lah, kok bawa gerobak, kursi roda lho, buat dorong ibu ini,” kata sumber menirukan gaya bicara kru kapal itu.
Petugas itu disebut menjawab, “Kosong kursi roda, lagi kosong bang”.
Kru kapal pun memastikan lagi apakah wanita tersebut benar-benar akan diangkut menggunakan gerobak barang.
“Iya,” kata sumber menirukan jawaban petugas di pelabuhan kepada kru kapal.
Dengan terpaksa, penumpang wanita itu pun diangkut menggunakan gerobak barang. Ia duduk dan meletakkan barangnya di penampang gerobak terbuat dari logam itu.
Informasi diperoleh media ini, PT ST memiliki 9 unit kursi roda disiagakan saat masih mengelola Pelabuhan Batam Center. Sementara pihak karantina pelabuhan, disebut memiliki lebih sedikit, sekitar 2 unit kursi roda.
Namun karena kontrak berakhir, PT ST menarik kembali 9 unit kursi roda yang menjadi asetnya dari Pelabuhan Batam Center.
Kejadian itu pun disaksikan semua penumpang dan membuat heran turis mancanegara.
“Masa pelabuhan internasional lebih parah daripada pelabuhan domestik, ini pelabuhan internasional lho bukan warga Indonesia saja yang lewat dari sini, tapi warga asing juga lewat, bagaimana orang itu nanti cerita peristiwa ini di luar, apakah ini suatu kebanggaan?” keluh sumber.
Karcis Parkir Pelabuhan Dicatat-Hitung Manual
Tak maksimalnya pelayanan di Pelabuhan Batam Center pada hari ini, juga terlihat pada kondisi sistem autogate perparkiran kendaraan bermotor (ranmor) yang tidak aktif, hingga Jumat (02/08) siang.
Alih-alih menggunakan gerbang otomatis, malah seorang petugas parkir yang mencatat dan menghitung manual biaya parkir khusus di luar ruang milik jalan (Rumija) itu.
Berdiri di samping autogate masuk pelabuhan, petugas terlihat secara manual mengisi data parkir pada kertas karcis parkir.
Lalu di bagian lain, di pos keluar parkir Pelabuhan Batam Center, terlihat seorang petugas lagi mengoperasikan kalkulator untuk menghitung waktu dan biaya parkir. Komputernya nonaktif.
Para pengendara pun mengeluhkan pelayanan parkir yang tidak menggunakan autogate.
“Lambat kali, kalau kayak gini cara main orang itu,” kata seorang pengendara, Ucok dengan logat khas.
“Di sana menulis (pintu masuk), di sini berhitung (pintu keluar), sampai berapa hari orang ini kayak gini. Memang sih baru hari pertama, seharusnya kan hari pertama itu harus sudah siap, kayak kita dulu baru pertama masuk sekolah, kan udah siap dulu semua itu baru berangkat kesekolah,” ujar Ucok..
Mulai hari ini, 2 Agustus 2024, PT Metro Nusantara Bahari resmi mengelola Pelabuhan Batam Center hingga 25 tahun ke depan.
Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Dendi Gustinandar mengatakan, BP Batam menjamin jika transisi pengelolaan pelabuhan dari PT Synergy Tharada ke PT Metro Nusantara Bahari tidak akan mengganggu aktivitas calon penumpang.
Dikonfirmasi terkait pelayanan tak maksimal di hari pertama pergantian pengelola baru Pelabuhan Batam Center, Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam Dendi Gustinandar dan Kepala Biro Humas BP Batam Ariastuty Sirait belum merespons. (Aman)