BatamNow.com, Jakarta – Kekhawatiran terjadi penyebaran virus demam babi Afrika atau African Swine Faver (ASF) terhasap ternak babi di Pulau Bulan, Batam, Kepri, membuat Kementerian Pertanian melakukan investigasi jalur masuknya virus yang membuat ekspor babi yang rutin dari pulau tersebut ke Singapura dihentikan untuk sementara waktu.
“Kami tengah menelusuri jalur masuknya virus flu babi di Pulau Bulan,” ungkap Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Wisnu Wasisa Putra, dalam keterangan persnya, Rabu (10/05/2023).
Dia mengatakan, perusahaan produsen babi di Pulau Bulan sudah melakukan bius ketat tapi masih ada ASF.
Ditambahkannya, Kementan melalui balai besar veteriner farma juga selalu melakukan cek ketat pada babi-babi yang akan dikirim untuk memastikan tidak terjangkit ASF. “Setiap babi yang akan diekspor telah melalui pengujian dan pengecekan secara berkala untuk memenuhi persyaratan keamanan lingkungan maupun untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Menurutnya, sumber virus ASF bisa didapat dari banyak jalur seperti alat angkut, tenaga kerja, maupun beberapa pihak dari luar atau tamu. “Kita sedang evaluasi jalur masuknya ke Pulau Bulan dari mana. Karena memang pada Februari 2023 itu di Singapura ada kejadian ASF pada babi liar,” terang Wisnu.
Seperti diketahui, selama ini Pulau Bulan memenuhi sekitar 35 persen kebutuhan pasar akan daging babi di Singapura. Namun, pasca ditemukannya virus tersebut oleh Badan Pangan Singapura atau Singapore Food Agency (SFA), ekspor langsung disetop.
Dikabarkan, virus tersebut terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Penyakit babi ini sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia. (RN)