BatamNow.com, Singapura – Singapura mengumumkan kebijakan terbaru pembatasan sosial mulai Senin (27/09/2021).
Dilansir Kompas.com, pembatasan ini kembali diberlakukan setelah angka kasus harian Covid-19 Singapura memecahkan rekor pada Rabu (22/09) mencapai 1.457 kasus.
Angka ini adalah yang tertinggi sejak 1.426 kasus pada 20 April 2020.
Angka infeksi virus corona menembus 1.504 kasus pada Kamis (23/09), yang 1.218 di antaranya adalah infeksi lokal dari masyarakat, dan 273 kasus berasal dari asrama pekerja asing. Sisanya 13 adalah kasus impor.
Pembatasan sosial Singapura akan berlaku selama sebulan hingga 24 Oktober.
Peraturan pembatasan sosial Singapura
Jumlah warga yang dapat berkumpul bertatap muka dikurangi dari maksimal lima orang menjadi dua orang. Setiap rumah juga hanya diizinkan menerima maksimal dua orang tamu sehari.
Warga terutama lansia diminta untuk berdiam diri di rumah dan membatasi aktivitas sosial.
Bersantap makanan di restoran, kafe, food court, tetap diizinkan tetapi dibatasi maksimal dua orang yang telah menerima vaksin Covid-19. Sebelumnya kuota maksimal di tempat ini adalah lima orang
Khusus hawker dan kedai kopi, angka maksimal dua orang baik yang telah dan belum divaksin tetap berlaku.
Perusahaan diwajibkan kembali memberlakukan Work From Home (WFH). Sebelumnya maksimal 50 persen karyawan-karyawan “Negeri Merlion” mulai kembali bekerja di kantor sejak 19 Agustus.
Pegawai yang tidak dapat bekerja dari rumah diminta melakukan pengecekan rutin mingguan status Covid-19 mereka dengan tes antigen.
Untuk sekolah, pembelajaran tatap muka untuk siswa Sekolah Dasar akan dihentikan dari 26 September hingga 7 Oktober.
Aktivitas belajar-mengajar akan dialihkan kembali ke daring menjelang ujian nasional.
Keputusan tersebut diambil untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19 di sekolah, melindungi siswa yang belum cukup umur untuk divaksin, dan mengurangi jumlah siswa yang dikarantina.
Pembatasan sosial ini menjadi pukulan telak terbaru bagi rencana Singapura untuk hidup bersama dengan Covid-19 yang endemik.
Keputusan ini cukup mengejutkan, mengingat angka vaksinasi Singapura telah mencapai 84 persen, salah satu yang tertinggi di dunia.
Data terakhir menunjukan 97,9 persen pasien Covid-19 Singapura asimtomatik atau memiliki gejala ringan.
Hanya 1,8 persen yang memerlukan oksigen tambahan dan 0,2 persen yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU).
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Gan Kim Yong menyampaikan, keputusan berat ini diambil untuk mencegah lonjakan angka kasus harian melumpuhkan kapasitas tempat tidur rumah sakit.
Pemerintah juga ingin mengintensifkan program pemulihan pasien di rumah pada masa pembatasan sosial sebulan ke depan.
Walaupun begitu, Menteri Gan menegaskan, Singapura tetap berkomitmen untuk melanjutkan masa persiapan transisi hidup berdampingan dengan Covid-19.
“Perjalanan ini akan memakan waktu yang lebih lama karena kita ingin memastikan keselamatan warga. Pemerintah berharap warga dapat bersabar dan tetap mendukung melawan gelombang terbaru Covid-19 ini.”
Diprediksi angka kasus harian dapat mencapai 3.200 pada pekan depan jika pembatasan sosial tidak segera dilakukan.
Singapura telah bolak-balik melonggarkan dan mengetatkan aktivitas sosial sepanjang tahun 2021, untuk menghentikan penyebaran pesat Covid-19 varian Delta.
Lockdown parsial diberlakukan sebanyak dua kali. Jilid pertama dari 16 Mei–14 Juni dan jilid kedua baru berakhir enam pekan lalu yaitu dari 22 Juli hingga 9 Agustus.
Gelombang Covid-19 di Singapura kali ini adalah gelombang keenam yang dimulai sejak 23 Agustus lalu.
Total kasus Covid-19 Singapura adalah 82.860 kasus, dengan kasus aktif sebanyak 10.379. Angka kematian tetap salah satu yang terendah di dunia yaitu 70 pasien atau 0,08 persen. (*)