BatamNow.com – Kedatangan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, ke Pulau Rempang, Kota Batam, Minggu (13/08/2023), satu kesempatan warga pulau itu menyampaikan protes dan keberatannya atas nasib mereka.
Protes atau penolakan atas rencana BP Batam menggusur sekitar 10 ribu warga ke Pulau Galang dengan cara bedol desa disampaikan di Kantor Kecamatan Galang, Minggu (13/08), di mana Bahlil berkunjung.
Di hadapan Bahlil, sekitar 150-an warga, sebagian besar emak-emak, tetap dengan narasi tegas menolak rencana penggusuran yang akan dilakukan pemerintah sebagai dampak dari pengembangan kawasan Rempang Eco-City di pulau itu.
Tiga perwakilan warga Pulau Rempang akhirnya dipertemukan secara tertutup dengan Bahlil di ruang Kantor Camat Galang di Sembulang.
Ketiga perwakilan warga Rempang itu: Rizal, Syamsuddin dan Egoi, menyampaikan keberatan masyarakat 16 kampung digusur dari kampung sejarah mereka.
Menemani Bahlil di kantor kecamatan, hadir juga Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Wali Kota Batam ex-officio Kepala BP Batam Muhammad Rudi.
Pertemuan itu sekira pukul 11.42 dan selesai pukul 12.20.
Usai pertemuan, kepada ratusan warga Rempang yang tengah menunggu di luar Kantor Camat Galang, ketiga perwakilan mereka itu menyampaikan isi pertemuan tertutup dengan Menteri Bahlil.
“Pada intinya kita tidak pernah menghambat pembangunan, tolong dipertahankan pemukiman tua kita. Yang lain mau dia bangun, bangunlah,” jelas Rizal kepada warga Rempang menirukan yang disampaikan ke Bahlil dalam pertemuan tertutup itu.
Namun dalam pertemun itu, katanya, Bahlil menyampaikan penggusuran terhadap warga dalam waktu dekat tetap sesuai dengan rencana saat ini.
“Beliau menyampaikan akan direlokasi, tapi kita tetap menolak hal itu. Kami bertiga tetap menyampaikan yang sama, keputusan yang sama, menolak relokasi. Tetapi itu dalam pertimbangan pak Menteri,” ujarnya.
Lanjut, Syamsuddin juga menyampaikan hal yang sama, sesuai dengan yang diinginkan warga kampung tua di Rempang.
Pertama, katanya, masyarakat Rempang, Galang, tetap mendukung pembangunan oleh Pemerintah.
“Kedua, kami minta kampung tua kami jangan diusik. Kalau perlu kampung tua kami dimolekkan. Jawaban pak Menteri, ini akan dirapatkan balik, akan dipertimbangkan,” kata Syamsuddin.
Kemudian Egoi juga menyampaikan hal yang serupa. “Pembangunan ini kami siap mendukung, cuma permintaan kami kampung tua kami jangan dipindah. Kami berdomisili di sini sudah 5 keturunan,” pungkasnya.
Usai pertemuan di Kantor Camat Rempang itu, rombongan Menteri Bahlil langsung meninggalkan lokasi. Mereka menggunakan jalur yang berlawanan saat datang sebab dipenuhi warga Rempang yang menyampaikan protesnya.
Tapi sebelum pertemuan itu, Bahlil yang menyebut dirinya juga orang kampung dan dulu tinggal di dusun kecil dengan kedua orangtua berprofesi pembantu rumah tangga dan buruh bangunan ini, mengatakan bahwa dirinya akan mencari solusi untuk warga Rempang.
“Saya mengerti perasaan bapak/ibu semua. Perwakilan nanti akan ngomong dengan saya di dalam, untuk kemudian kita mencari solusi yang terbaik,” kata Bahlil ke rombongan warga Rempang di depan Kantor Camat Galang.
Sebelumnya di hari yang sama sekira pukul 12.20, warga Rempang menyampaikan unjuk rasa di jalan menuju Kantor Camat Galang. Ini mereka lakukan untuk menyambut kedatangan rombongan Menteri Bahlil.
Warga Rempang membentangkan spanduk bertuliskan narasi penolakan terhadap relokasi kampung tua mereka. Setelah itu aksi dilanjutkan di depan Kantor Camat Galang.
Pantauan di lokasi, rombongan Bahlil usai dari Kantor Camat Galang, meninjau salah satu titik di Pulau Galang, di belakang RSKI Covid-19 Galang, di tepi jalan bila masuk dari simpang Dapur Tiga.
Lokasi yang ditinjau itu disebut untuk pengembangan industri kaca dan solar cell. Posisinya di dataran tinggi dekat Bendungan Sei Gong. (D)