BatamNow.com, Jakarta – Desain Jembatan Batam-Bintan saat ini tengah dalam pembahasan dengan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Diharapkan awal 2022, sudah bisa dirampungkan.
“Jembatan Batam-Bintan (Babin) terdiri dari dua segmen dalam pola pembiayaan, yakni segmen porsi pemerintah/ loan dan segmen porsi kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),” terang Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR Yudha Handita Pandjiriawan menjawab surat wawancara tertulis dari BatamNow.com, Rabu (15/12/2021).
Sejauh ini, lanjutnya, Detail Engineering Design (DED) untuk porsi pemerintah sudah dirampungkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri), yang kini masih dalam proses pembahasan dengan KKJTJ. Sedangkan untuk porsi KPBU, hanya dibutuhkan basic design, dimana nanti akan didetailkan oleh badan usaha pelaksana KPBU.
Dijelaskan, untuk pembangunan jembatan porsi pemerintah dibutuhkan informasi kondisi tanah di laut, dimana sebelumnya hanya informasi kondisi tanah di darat.
Disinggung soal kepastian penyelesaian pembangunan di 2024, KemenPUPR mengatakan, pihaknya hanya membantu Pemprov Kepri dalam finalisasi DED porsi pemerintah. Sedangkan pada porsi KPBU, DED akan dibuat oleh pemenang lelang (badan usaha). “Saat ini sedang dilakukan proses persiapan lelang KPBU dan diharapkan tahun 2024 akan selesai,” terangnya.
Selama ini, diketahui Jembatan Batam-Bintan dirancang memiliki vertical clearance. Demikian juga didesain dengan satu on/off ramp yang berlokasi di Pulau Tanjung Sauh. Terkait hal tersebut, KemenPUPR menerangkan, dengan rancangan vertical clearance, maka bisa mengakomodir alur pelayaran di sekitar lokasi jembatan.
“Direncanakan vertical clearance pada jembatan utama (KPBU) setinggi 40 meter dari muka air tertinggi. Sementara untuk jembatan porsi pemerintah, vertical clearance-nya setinggi 20 meter dari muka air tertinggi pada jembatan balance cantilever,” terangnya.
Menurutnya, hal tersebut sudah sesuai dengan persyaratan vertical clearance dari otoritas yang berwenang.
Untuk desain on/off ramp, dimaksudkan untuk mengakomodir pengembangan wilayah di Pulau Tanjung Sauh.
Ketika ditanya pengelola jembatan tol ini nantinya, KemenPUPR mengatakan, “Jembatan Babin merupakan proyek KPBU yang di-support oleh pemerintah. Tentunya, pemenang lelang akan bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengelolaan jembatan kedepannya sampai waktu konsesinya selesai,” urainya. (RN)