BatamNow.com, Jakarta – Penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 24 Juni 2022, menampilkan kondisi berbeda untuk tiga emiten asal Batam, Kepulauan Riau.
Dari pantauan BatamNow.com, di lantai bursa, Jumat (24/06/2022), bisa dilihat, nilai saham perusahaan yang baru saja melantai di BEI, PT Winner Nusantara Jaya Tbk, harus turun 6 poin atau 6,45%, menjadi Rp 87 per lembar sahamnya. Kondisi ini berbeda jauh saat penutupan perdagangan saham, Jumat minggu lalu, di mana nilai saham emiten berkode WINR ini masih berada di zona hijau, Rp 109 per lembarnya. Bahkan, saat pembukaan perdagangan di awal minggu ini, Senin, 20 Juni, nilai sahamnya sempat naik menjadi Rp 113.
Nilai saham WINR saat ini berada di titik terendah, sejak awal kehadirannya, 25 April 2022. Ketika itu, saham WINR bisa melonjak hingga 35%. Ambang batas tertinggi saham emiten yang bergerak di bidang properti dan real estate ini di angka Rp 182.
Kondisi yang sama juga dialami emiten PT Puri Global Sukses Tbk, yang mengalami penurunan 8 poin atau 2,04% di hari ini. Merosotnya nilai saham perusahaan berkode PURI ini, mengakibatkan nilai sahamnya Rp 384 saat penutupan perdagangan. Meski dua hari lalu, nilai sahamnya sempat menyentuh angka Rp 392, namun kini kembali masuk zona merah.
Tercatat, perusahaan properti ini pernah mencapai nilai saham tertinggi di angka Rp 580, dan terendah Rp 364. Catatan BatamNow.com, di sepanjang Juni 2022 ini, fluktuasi nilai saham PURI cukup tajam, di mana pernah menyentuh angka Rp 505 pada Selasa, 14 Juni 2022.
Situasi berbeda dialami PT Sat Nusapersada Tbk, di mana hari ini, nilai sahamnya mengalami kenaikan 2 poin atau 1,01%, menjadi Rp 200 per lembarnya, dan berada di zona hijau.
Praktis selama seminggu ini perusahaan berkode PTSN ini selalu berada di zona hijau. Saat dibuka pada perdagangan Jumat ini, nilai saham PTSN hanya Rp 198, perlahan bergerak naik hingga saat penutupan.
Dari catatan yang ada, perusahaan manufaktur peralatan komunikasi ini, memiliki nilai saham tertinggi Rp 212 dan terendah di angka Rp 189. Kondisi di minggu ini lebih baik dibanding seminggu lalu yang sempat sedikit mengkhawatirkan karena nilai sahamnya hanya Rp 190, satu strip di atas ambang batas bawah.
Pergerakan harga saham secara umum, kata pengamat pasar modal William Surya Wijaya, dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain, sentimen penetapan suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur Bank Indonesia, volatilitas pasar global dan regional, serta volatilitas harga komoditas.
Sementara itu, lanjutnya, sejauh ini yang menopang pergerakan IHSG masih berasal dari kondisi kestabilan perekonomian dalam negeri dan mulai berputarnya roda perekonomian dalam negeri. “Bila terus demikian cukup berat ya. Perlu ada langkah-langkah fundamental agar perdagangan saham selanjutnya bisa cerah kembali,” ujarnya di Jakarta, Jumat (24/06). (RN)