Makna Ornamen Jembatan Dompak Dipertanyakan Penggiat Adat Budaya Melayu - BatamNow.com Verifikasi
BatamNow.com
  • Beranda
  • Pilihan Editor
  • Akal Sehat
  • Opini
  • Wawancara
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pilihan Editor
  • Akal Sehat
  • Opini
  • Wawancara
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional
No Result
View All Result
BatamNow.com

Makna Ornamen Jembatan Dompak Dipertanyakan Penggiat Adat Budaya Melayu

24/Okt/2021 17:51
Makna Ornamen Jembatan Dompak Dipertanyakan Penggiat Adat Budaya Melayu
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke Facebook

BatamNow.com, Tanjungpinang – Saat ini, jembatan utama menuju Pulau Dompak sedang bersolek. Hanya saja penggunaan motif dan ornamen yang digunakan dipertanyakan para penggiat adat budaya Melayu Kepri. Menurut Raja Faisal, sebuah ornamen mestinya didasarkan pada motif pola dan fungsi.

“Motif yang dipakai dalam pembuatan ornamen bisa berasal dari geometris, tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, kosmos bentukan alam atau kreasi. Namun kami melihat ada yang ganjil dengan ornamen yang digunakan di Jembatan I Dompak,” sebutnya.

Kata Raja Faizal, fungsi dan makna ornamen itu harus didasarkan filosofi alamiah sebagai perwujudaan ciptaan Yang Maha Esa dan sebagai pembelajaran yang melahirkan adat dan tradisi masyarakat.

“Kami melihat, ornamen Jembatan I Dompak dari sisi tempat pembatas atau pagar antara jalan utama dengan pedestarian menggunakan motif tumbuh-tumbuhan yang digunakan. Motif mirip dengan pucuk rebong. Tetapi kenapa peletakan gambar ornamen tersebut terbalik? Filosofi tumbuhan itu mestinya tetap ke atas sesuai kodrat alamiah tumbuh-tumbuan,” terangnya.

Menurutnya, ukiran ornamen melayu pucok rebung biasanya dimaknai lambang kesuburan dan kehati-hatian di jalan. “Contohnya tumbuh dari bumi ke langit. Jangan malah dipijak karena tajam dan miang. Itu simbol hati-hati menurut ahli ornamen raja merdai,” katanya.

Baca Juga:  Krisis Listrik Cina Paksa Perusahaan Batasi Produksi, Termasuk Toyota

Kalaupun motif yang digunakan adalah lebah bergayut, sambung Raja Faisal, tentu juga tidak sesuai penempatannya. Lebah bersarang di tempat yang tinggi tidak di pembatas atau pagar.

“Letakkanlah kaedah fungsi dan makna pada tempatnya sesuai tunjuk ajar filosofi Melayu yang berbunyi adat bersendikan sarak, sarak bersendikan kitabullah dan alam adalah fenomena Yang Maha Esa di dalam kehidupan kita,” terangnya.

Karena kontroversi ornamen jembatan utama Dompak itu, membuat Lembaga Adat Melayu (LAM) mengundang aliansi untuk membahas fenomena ornamen tersebut bersama Dinas Kebudayaan dan PUPR Provinsi Kepri pada Senin, 25 November 2021.

“Jadilah tuan di negeri sendiri dan tetap berpegang pada adat dan tradisi. Kalau tidak kita siapa lagi,” kata tokoh penggiat adat budaya Melayu Kepulauan Riau ini. (*)

Berita Sebelumnya

Update Corona RI 24 Oktober: Positif Tambah 623 Orang, Meninggal 24

Berita Selanjutnya

Gubernur Buka 16 Tahun Nongsa Cup Golf Tournament 2021 

Berita Selanjutnya
Gubernur Buka 16 Tahun Nongsa Cup Golf Tournament 2021 

Gubernur Buka 16 Tahun Nongsa Cup Golf Tournament 2021 

guest
Recipe Rating




guest
Recipe Rating




0 Komentar
Tanggapan
Lihat semua komentar
iklan PLN
ucapan ke gub
ucapan ke wako

KUNJUNGI NUVASA BAY

https://www.youtube.com/watch?v=q7ClkhqF6-Q&ab_channel=BatamNowTV
BatamNow.com

© 2021-2024 BatamNow.com

  • Kode Etik Jurnalistik
  • Peraturan Dewan Pers
  • Redaksi
  • Kontak

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pilihan Editor
  • Akal Sehat
  • Opini
  • Wawancara
  • Politik
  • Ekonomi
  • Internasional

© 2021-2024 BatamNow.com

0
0
Berikan komentar andax
()
x
| Reply