BatamNow.com – Ahmad Syahbudin alias Arnold mengaku tanda tangannya dipalsukan oleh rekan bisnisnya, akibatnya duit Rp 2,1 miliar di rekening bersama, dikuras sepihak.
Itulah yang memaksa Ahmad, Direktur Utama PT Bintang Kepri Jaya itu mendatangi Bank Mandiri di Jalan Imam Bonjol Lubuk Baja, Jumat (22/10/2021).
Kepada sejumlah wartawan, termasuk BatamNow.com pada Jumat (22/10) siang, Ahmad menjelaskan kronologis kejadian itu. Bagian dari penjelasannya ditulis dengan gaya bertutur di bawah ini;
Berawal dari kerja sama antara perusahaan saya PT Bintang Kepri Jaya dengan PT Hsb. Kerja sama pengerjaan satu proyek pengadaan scaffholding di PT Siemens Indonesia di Batam.
Atas kerja sama tersebut, pihak PT Hsb dengan saya Direktur PT Bintang Kepri Jaya mendaftarkan dan membuka rekening bersama atas nama PT Hsb di Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol.
Kesepakatan itu tertuang dalam satu akta Notaris:
- Untuk pencairan cek harus mendapatkan persetujuan kedua belah pihak dengan membubuhkan tanda tangan.
- Setelah cek tersebut ditandatangani pihak bank harus mengkonfirmasi/ memvalidasi kepada para pihak keabsahan tanda tangan itu.
Namun di tengah perjalanan, rekan bisnis saya itu, mecairkan beberapa cek dan diloloskan pihak Bank Mandiri tanpa konfirmasi atau validasi terlebih dulu kepada saya.
Adapun kerja sama proyek itu kami tanda tangani pada Juni 2020.
Belakangan, dalam perjalanan kerja sama itu, akses saya ke PT Siemens tertutup. Ternyata rekan bisnis menutup akses saya ke PT Siemens karena ada mark up di dalam. Ketika saya mengundang meeting dan saya katakan ada masalah, di situlah mulai terjadi perselisihan.
Dengan munculnya perselisihan itu, kekhawatiran saya: jangan sampai uang yang masuk ke bank, dia pakai.
Maka pada 25 Mei 2021, saya pun mendatangi Bank Mandiri, sekalian menenteng dokumen perjajian kerja sama di akta Notaris. Saya bertamu dan dilayani staf bank berinisial D dan saya sampaikan jangan sampai notifikasi, spesimen saya dihapus.
Kala itu, D mengatakan, oke kita sudah buat notifikasinya dan juga ini uang tidak bisa dikeluarkan.
Pasti dong, saya percaya!
Pada Juli tahun 2021, saya juga mendatangi Bank Mandiri untuk menanyakan, apakah ada transaksi penarikan dana di rekening bersama?
D pun menjawab tidak ada.
Ternyata di balik itu memang sejumlah uang di rekening bersama itu telah diambil tanpa sepengetahuan saya. Padahal, pencairan sebelumnya selalu ada konfirmasi dan validasi kepada saya.
Lalu kenapa belakangan pencairan cek itu tidak pernah dikonfirmasi dulu ke saya, sampai terkuras Rp 2,1 miliar?
Akhirnya kepercayaan saya sia-sia.
Awal terbongkarnya pencairan dana sepihak itu saat aktivasi cek dari pihak bank. Ternyata tanda tangan saya dipalsukan.
Hal itu terungkap setelah verifikator Bank Mandiri berinisial R, menelepon saya pada 15 September 2021.
R memverifikasi saya. Apakah benar saya memohonkan pengaktifan buku cek dan menandatangani lembar pengaktifan?
Saya terkejut, karena saya tidak pernah menandatangani lembar permintaan cek tersebut.
Jadi masalah itulah yang memaksa saya harus mendatangi Bank Mandiri, Jumat (21/10/2021) untuk menjumpai Kepala Cabang (Kacab) Mandiri AW untuk memastikan penyelesaian masalah ini.
Sebelumnya, sudah dua kali kami bertemu AW. Dia sudah menjanjikan akan memberikan bukti cek yang tak pernah saya tandatangani. Tetapi disarankan agar saya melapor dulu ke polisi
Saya pun sudah melaporkan kasus ini ke Polresta Batam unit IV 18 September 2021, tentang aktivasi cek dengan tanda tangan yang dipalsukan.
Jumat siang saya sudah bertemu dengan AW di Bank Mandiri Cabang Iman Bonjol.
Tadi Kacab itu sudah menunjukkan 4 lembar cek yang saya pastikan bukan tanda tangan saya.
Pada tanggal 4 Oktober 2021 saya sebenarnya sudah melayangkan somasi pertama ke Kacab Bank Mandiri dan saya akan masukkan lagi somasi kedua.
Kami juga akan mendatangi Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Batam melaporkan kasus ini.—
Kepala Cabang Mandiri AW saat dihubungi BatamNow.com melalui sambungan telepon pada Jumat (22/10) pukul 14.40 sampai pukul 14.55, tidak merespons. Demikian juga ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp. (Hendra)