BatamNow.com – Ketua DPP LI-Tipikor dan Hukum Kinerja Aparatur Negara Kepri Panahatan SH meminta kejujuran pihak pengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam soal penyebab amburadulnya pelayanan air minum ke warga konsumen.
Ia menduga telah terjadi pembohongan publik dari internal pengelola air minum ini.
“Coba simak itu antara pernyataan Kepala BP Batam Muhammad Rudi dengan Dirut PT Air Batam Hilir di media yang sungguh kontroversial dan membingungkan publik. Siapa di antara mereka yang berdusta?” tegas Panahatan yang juga advokat muda ini.
Kotroversi internal yang dimaksud Panahatan dimana Kepala Badan Pengisahaan (BP) Batam Muhammad Rudi kerap mengklaim salah satu “biang” di balik buruknya pelayanan SPAM Batam, soal kondisi instalasi jaringan pipa distribusi air minum yang sudah kedaluwarsa alias sudah tua.
Namun aneh nan mencengangkan manakala menyimak pernyataan Direktur Utama (Dirut) PT Air Batam Hulu-Hilir (PT ABH), Mujiaman Sukirno, baru-baru ini di media yang terkesan membantah klaim Muhammad Rudi.
PT ABH adalah perusahaan pengelola SPAM Batam mitra BP Batam yang juga terkena “sumpah serapah” masyarakat yang resah dan dirugikan atas amburadulnya penanganan distribusi air minum.
Menurut Mujiaman tak ada masalah dengan kondisi jaringan pipa eksisting peninggalan ATB. (Dikutip dari metro.batampos.co.id)
Instalasi jaringan pipa air itu, ia katakan, masih laik untuk digunakan, tak ada masalah meski sudah berusia 25 tahun.
Sementara klaim Muhammad Rudi bahwa kapasitas pipa yang terpasang terdahulu, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang.
Sehingga Wali Kota Batam itu meminta perusahaan pengelola operasional dan pemeliharaan SPAM Batam, konsorsium PT Moya Indonesia dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) mendesain kembali seluruh jaringan pipa yang ada saat ini.
Klaim Muhammad Rudi sampai membeber kronologi pipa buruk nan tua itu kala ATB menjalankan kontrak 25 tahun dengan BP Batam (Otorita Batam), sejak tahun 1995 sampai tahun 2020.
Soal usia pipa air yang 25 tahun pun terbantahkan dari kajian Mujiaman.
“Ada di beberapa tempat, umur pipa 75 tahun. Masih layak juga,” katanya sebagaimana diberitakan media.
Justru permasalahan utama di balik buruknya pelayanan SPAM Batam yang tengah jadi gunjingan masyarakat itu adalah soal kapasitas produksi di hulu oleh BP Batam sendiri.
Mujiaman mengatakan problem utama adalah produksi air di hulu.
Ia mengatakan, sudah hampir 7 tahun ini, tidak ada penambahan produksi air di Batam.
Penambahan kapasitas ini, katanya, adalah sesuatu yang penting.
Batam, kata Mujiaman, membutuhkan produksi tambahan sekitar 500 liter per detik. Sedangkan, kondisi kapasitas sekarang masih sangat jauh.
Dari kontroversi yang mencuat, Panahatan meminta BP Batam dan PT ABH mitra pengelola SPAM untuk tidak melakukan pembohongan publik penyebab kacaunya pelayanan air minum ke warga pelanggan.
“Jangan cari-cari kambing hitam apalagi membohongi publik yang tengah resah bertahun-tahun tak dapat akses aliran air minum,” tegas Panahatan.
Panahatan justru menaruh curiga adanya maksud dan tujuan tertentu di balik klaim pipa tua dan perlu diganti.
“Saya heran, bukankah Muhammad Rudi sampai mengungkapkan angka Rp 5 triliun atas rencana penggantian pipa itu, sementara menurut pihak mitra pengelola belum diperlukan penggantian pipa terpasang peninggalan ATB karena masih laik pakai, ini ada apa?” Panahatan heran.
Muhammad Rudi dalam berbagai momen di tengah masyarakat apalagi saat “kampanye” menyampaikan rencana proyek pipa SPAM itu.
“Nah itu dia, menurut aku sudah terbantahkan oleh kajian Mujiaman kan, untuk itu saya berharap jangan ada dusta di antara mereka demi tujuan dan keuntungan tertentu di tengah penderitaan warga atas buruknya pelayanan air ini,” kata Panahatan menjawab BatamNow.com.
Soal klaim pipa instalasi jaringan air minum yang uzur juga sudah lama dibantah Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto.
Menurutnya tudingan pipa terpasang pemicu amburadulnya pelayanan distribusi air minum ke masyarakat adalah satu kebohongan. “Semua pipa air yang kami pasang masih sehat-sehat,” ujarnya kala itu.
Lau siapa yang berbohong? (red)
(Hingga tulisan ini dimuat, konfirmasi BatamNow.com kepada Kepala BP Batam Muhammad Rudi dan Kabiro Humas BP Batam Ariastuty Sirait belum direspons)