BatamNow.com – Air tak mengalir selama 7 hari. Inilah derita yang mendera warga Bengkong Permai Blok D, Kota Batam. Padahal air adalah kebutuhan mendasar bagi manusia, pun telah dijamin di perundang-undangan.
Ditemui BatamNow.com di Bengkong Permai Blok D, Ibu Edi yang warga di sana membenarkan sudah satu minggu belakangan air tidak mengalir ke rumahnya.
“Semalam saja saya sampai nggak mandi, pagi ini pun saya tidak mencuci,” keluhnya, Kamis siang (29/07/2021).
Senin (26/07), ia juga telah menelepon SPAM Batam untuk meminta dikirimkan mobil tangki air bersih.
“Hari Senin sudah ditelepon, katanya mau diantar tapi sampai sekarang nggak ada. Saya sampai beli air tapi hanya cukup 2 hari,” jelasnya.
Awak media BatamNow.com juga mengecek kondisi aliran air minum di rumah warga lainnya di seberang rumah Ibu Edi. Bertepatan, di sana sedang ada dua orang ibu rumah tangga (IRT) dan seorang pria, ketiganya terlihat sudah tua renta. Mereka bersedia diwawancarai, namun enggan namanya dimuat.
Ditanyai soal air yang tidak mengalir di sana, salah seorang IRT itu mengatakan hal sama, “air sudah satu minggu mati di sini. Semalam baru diantar air, dapat 2 drum. Itu pun setelah ditelepon.”
Ia pun membandingkan dengan pengelola sebelum PT Moya Indonesia-BP Batam. “Kalau dulu enak ditelepon jawabannya ‘Sabar ya Bu mohon ditunggu, sorenya langsung diantar’. Kalau sekarang jawabannya belum bisa melayani, masih melayani orang lain,” ucapnya kesal.
Seorang IRT lagi menjelaskan kondisi di sana yang biasanya air mengalir pukul 01.00 atau pukul 02.00. Sedangkan pukul 04.00 atau 05.00 sudah mati lagi.
“Tapi akhir-akhir ini hidup jam 4 dan mati jam 5, itu pun kecil kali. Belum penuh satu ember sudah mati,” jelasnya.
Selain masalah air macet, seorang pria di situ juga mengeluh tentang mahalnya biaya yang ia keluarkan untuk meminta haknya atas air dipenuhi.
“Habis pulsaku Rp 20 ribu untuk menelpon yang hari Sabtu itu, tapi jawabannya ‘Maaf belum bisa melayani masih melayani orang lain’,” celoteh bapak itu sembari memperbaiki motor becaknya.
Masih di sekitar lokasi, BatamNow.com memeriksa kondisi aliran air minum di gang lainnya.
Arlan, seorang warga di situ juga membenarkan sudah satu minggu air tidak mengalir ke rumahnya.
Ditengah pembicaraan dengan BatamNow.com. Arlan memanggil tetangganya Joni sembari menanyakan, “air di rumah abang hidup tak bang?”
“Kering kerontang sudah seminggu. Padahal kita bayar air mahal lho Pak, Rp 300 ribu. Kemarin Rp 400 ribu,” celetuk Joni.
Arlan juga menjelaskan bahwa warga juga sudah pernah mendatangi Kantor SPAM Batam untuk menyampaikan keluhan.
“Sudah ngamuk-ngamuk warga. Semenjak warga datang ke kantor sana itu tak pernah digubris, ngga pernah ditanggapi. Katanya mau ngantar air, ngantar air. Eh, tak diantar-antar sudah 2-3 hari. Sudah capek warga. Kalau pengelola yang dulu pagi ditelepon, sore langsung antar,” jelas Arlan.
“Kalau dulu hari Jumat kadang hidup. Dulu air hidup jam 10 malam sampai subuh, kalau yang sekarang ini hidup jam 1 atau jam 2, matinya jam 3 atau jam 4,” jelasnya.
Joni kembali menimpali soal besaran tagihan air di rumahnya. “Mahal pula, Rp 300 ribu – Rp 400 ribu. Biasanya Rp 100 ribu – Rp 150 ribu,” kata Joni dengan nada kesal.
Joni telah mengajukan komplain ke pengelola SPAM Batam.
“Abang aku aja rumahnya besar di Baloi sana air hidup terus, bayarnya paling tinggi Rp 200 ribu,” lanjutnya.
Warga Keluarkan Biaya Mahal Beli Air
Joni juga menjelaskan bahwa, untuk keperluan di Masjid pun harus rela membeli air dari pihak lain. “Rp 300 ribu per satu tangki untuk keperluan jamaah,” ujarnya.
Joni pun membuktikan betapa mereka sudah sangat memerlukan air.
“Kalau di sini pakai bak penampung dari dulu. Lihatlah bak penampung saya kalau nggak percaya, sudah kering,” kata Joni sambil membuka tutup bak penampungan air miliknya.
Di rumah Joni begitu pun Arlan, bak penampungan air terletak di halaman depan rumah. Bak itu dibuat dengan digali lalu disemen. Permukaannya lebih tinggi sedikit dari lantai.
Pantauan BatamNow.com, benar bahwa bak penampungan air milik dua warga ini sudah kering.
Senada dengan beberapa warga tadi, Kasmin Wahyudi Ketua RW 03 Bengkong Permai yang dihubungi BatamNow.com pada Kamis sore (29/07) juga mengiyakan kondisi terhentinya aliran air minum yang sudah 7 hari lamanya.
“Sekarang ini setelah diambil alih, malah makin parah pelayanannya. Udah air nggak jalan, nggak mau ngantar lagi. Ditelepon pun susah, udah berkali-kali ditelepon, habis pulsa banyak. Nggak diantar akhirnya beli,” ujarnya ketus.
Kasmin pun terpaksa merogeh kocek karena tak ada kepastian akan diantarkan mobil tangki air ke rumahnya.
“Tadi saya beli, habis Rp 350 ribu satu tangki. Cukuplah untuk satu minggu,” jelasnya.
Kasmin patungan dengan tetangganya untuk membeli air itu.
“Habis macam mana? Mau tunggu ini nggak jalan-jalan. Kan perlu untuk salat, mau ambil wudhu. Namanya air kan yang paling utama sebenarnya,” ujarnya.
Kasmin menambahkan, air tidak mengalir di Bengkong Permai hampir menyuluruh mati, namun rumah yang berada di posisi rendah masih dialiri. Itu pun tengah malam dan mengalir kecil.
“Dari atas yang RT 02, yang 3 gang itu hampir semua mati total sekitar 60 rumah dan harus beli kalau nggak diantar,” jelas Kasmin yang sudah 30 tahun menetap di Bengkong.
“Belum pernah siang hari itu jalan, tengah malamlah jalan sampai jam 5. Makanya harus ada bak penampungan,” katanya.
Informasi yang ia terima, hari ini ada satu unit mobil tangki air yang mengantarkan air ke salah satu warga di sana.
“Katanya Pak Rusmanto yang nelpon langsung ke Pak Rudi. Dibilangnya mau dibagi-bagi tapi hanya dua tiga rumah langsung habis,” terangnya.
Kasmin pun menanyakan ke sopir mobil tangki air itu, apakah akan mengantar air lagi.
“Ya nggak ada lah. Kalau ada yang minta ya dilayan, kalau nggak ada yang minta nggak dilayan. Dia bilang gitu,” Kasmin mengulang jawaban sopir.
Kasmin berharap, keluhan warga yang meminta untuk diantar air seharusnya direspons cepat oleh pengelola SPAM Batam.
“Terutama untuk di Masjid lah. Air untuk masjid harusnya diantar. Kalau ada warga yang minta, minimal satu tangki lah ada untuk ke masjid diantar,” pesannya.
BatamNow.com pun meminta konfirmasi ke Corporate Communication Manager PT Moya Indonesia Astriena Veracia terkait tidak mengalirnya air SPAM Batam ke Bengkong Permai Blok D dan sudah 7 hari.
Astriena tidak merespons hingga berita ini diterbitkan. Ia dihubungi lewat pesan WhatsApp pukul 17.02 dan terlihat masih online pada pukul 17.30.
Sementara Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Dendi Gustinandar kepada BatamNow.com mengatakan, “terima kasih informasinya, kami akan sampaikan ke unit terkait untuk bisa langsung berkomunikasi dengan operator.”(Hendra)