BatamNow.com, Jakarta – Dugaan penyelewengan dana yang dilakukan pengurus Aksi Cepat Tanggap (ACT), harus ditelusuri secara mendalam. Pemeriksaan harus dilakukan, tidak hanya di Jakarta, tapi di seluruh cabang ACT di Indonesia, baik terkait penggunaan dana, donasi, serta aliran dana lainnya.
Sementara itu kantor ACT Kepulauan Riau (Kepri) di Batam sudah setidaknya dalam 3 hari belakangan. Belum terkonfirmasi sejak kapan tidak berkegiatan.
Para pengurus ACT Kepri di Batam seakan menghilang dan sulit dihubungi.
Dari mana dan siapa saja donasi menjadi sumber dana ACT di Batam belum terkonfirmasi.
Sedangkan menurut Sekretaris Dinas Sosial Batam Leo mengungkapkan Dinsos tidak ada mengeluarkan Tanda Daftar Yayasan maupun izin Pengumpulan Uang dan Barang di kota ini.
Kata pengamat ekonomi Syariah, Yusuf Wibisono, kepada BatamNow.com, saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/07/2022). “Dugaan penyelewengan dana kemanusiaan ini tidak bisa dianggap remeh. Karena ini menyangkut kepercayaan masyarakat. Tidak hanya kepada ACT, tapi juga lembaga-lembaga sejenis,” tuturnya.
Dikatakannya, dampaknya besar dan sistemik. Sebagai lembaga filantropi Islam, tentu ini sangat disesalkan. “Secara umum, melihat kasusnya saya menilai lebih kepada ketidakpatutan, ketidakpantasan mengelola atau mengambil hak amil atau pengelola lembaga terlalu besar, dan cenderung untuk bermewah-mewah, terlalu besar mengambil (bagian) untuk pengurusnya terutama untuk pimpinannya,” ungkap Direktur Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) ini.
Dirinya mendorong agar dilakukan pengecekan di semua cabang ACT se-Indonesia. Alasannya, kegiatan pengumpulan dana kemanusiaan ACT juga dilakukan melalui cabang-cabangnya. “Setidaknya semua cabang harus diaudit untuk dapat memperoleh kepastian aliran dana masuk dan keluar,” tukasnya.
Sebelumnya juga, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana memaparkan hasil penelusuran yang dilakukan pihaknya. Ternyata, ada dugaan dana kemanusiaan yang dikumpulkan ACT ada yang disalurkan ke salah satu partai politik (Parpol).
“Ada yang langsung disumbangkan ada yang menyumbangkan melalui pihak ketiga [Parpol],” kata Ivan. (RN)