BatamNow.com – Kapolsek Sagulung AKP Yusriadi Yusuf mengatakan hingga Kamis (15/04/2021), jajarannya belum mendapatkan hasil visum jenazah Siprianus Apiatus bin Philipus.
Siprianus adalah narapidana (napi) di Rutan Kelas II A Batam yang tewas pada hari Sabtu (10/04) lalu.
“Jadi belum dapat dipastikan kebenaran bahwa ditemukan patah tulang dan bekas lebam di tubuh jenazah Siprianus,” kata Yusriadi saat dikonfirmasi oleh BatamNow.com, Kamis (15/04).
Yusriadi membenarkan pihak keluarga almarhum Siprianus telah membuat laporan polisi di Polsek Sagulung.
Menindaklanjuti laporan pihak keluarga Siprianus, Yusriadi juga membenarkan telah memeriksa sebanyak 6 orang saksi.
Diantaranya, sipir penjara dan sesama napi yang seruangan dengan Siprianus.
Yusriadi menambahkan pihaknya masih menunggu surat hasil visum dan hasil autopsi jenazah Siprianus.
“Diharapkan jangan menebar sesuatu informasi yang belum diketahui kebenarannya. Kalau nanti hasil medisnya tidak ada keganjilan dalam kematian Siprianus itu dapat dikategorikan kezaliman terhadap pihak rutan,” ucap Yusriadi.
Dia menyebutkan bahwa hasil autopsi akan keluar sekitar 4 hari lagi. Bertolak dari hasil medis itulah nanti kita bisa dapat mengambil tindakan hukum.
Penasihat Hukum pun Belum Mendapatkan Hasil Visum Jenazah Siprianus
Penasihat hukum keluarga Siprianus, Natalius Zega kepada BatamNow.com menerangkan sampai hari ini, Kamis (15/04) ia belum pernah melihat, membaca dan memegang hasil visum terhadap jenazah Siprianus.
Dalam keterangannya, Natalius bersama keluarga, melihat langsung kondisi jenazah Siprianus saat masih berada Rumah Sakit (RS) Embung Fatimah.
“Saat itu ada terlihat luka bekas tindak kekerasan seperti lebam yang berwarna biru di bagian dada, leher dan tepat di lengan bagian tangan kiri patah,” kata Natalius, Kamis (15/04).
Meski masih menunggu hasil visum dan autopsi, Natalius menyebutkan pihak keluarga telah memegang bukti medis berupa foto rontgen jenazah Siprianus.
“Dalam hasil foto rontgen terlihat bagian tulang rusuk yang patah dan ada juga di bagian tulang lainnya mengalami keretakan,” ujar Natalius.
Natalius menegaskan semua itu bukan direkayasa. Ia jelaskan, visum dilakukan karena ada kecurigaan terhadap kematian Siprianus. Kemudian dilanjutkan dengan permintaan autopsi terhadap jenazah Siprianus di RS Bhayangkara.(JP)