BatamNow.com – Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Batam (KRB) menggelar aksi demonstrasi di PT ASL Shipyard Batam, Rabu (22/10/2025).
Aksi ini merupakan bentuk protes atas tragedi ledakan kapal Federal II di galanagan PT ASL pada 15 Oktober lalu, yang menewaskan 13 pekerja.
Para buruh menilai peristiwa tersebut mencerminkan lemahnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan perusahaan galangan kapal itu.
Dalam aksi tersebut, massa membawa sejumlah tuntutan utama, di antaranya:
- Menegakkan aturan K3 di PT ASL
- Menolak praktik outsourcing
- Mengalihkan pekerja subkontraktor menjadi karyawan utama
- Mendesak Pemko Batam segera membentuk tim investigasi K3
- Menjamin hak buruh atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Ketua KRB yang juga penanggung jawab aksi, Yapet Ramon menegaskan bahwa tujuan aksi bukan untuk menutup perusahaan, melainkan menuntut pemenuhan hak-hak normatif pekerja.
“Kami tahu pekerja di PT ASL adalah karyawan subkontraktor yang haknya sering tidak dipenuhi,” katanya menyerukan.
Untuk itu, ia meminta sistem outsourcing tersebut dihentikan dan menjadikan seluruh karyawan sub-con menjadi karyawan PT ASL.
Ia juga menyoroti kejadian kecelakaan kerja yang berulang di perusahaan tersebut. Menurutnya, manajemen harus bertanggung jawab penuh sebagai penanggung jawab tertinggi K3.
“Hal ini sesuai regulasi yang berlaku. Enak betul sudah ada yang meninggal, mereka tidak bertanggung jawab,” tegasnya menambahkan.
Sementara itu, salah satu orator aksi, Salimun atau akrab disapa Beta, turut menyayangkan hilangnya nyawa 13 pekerja akibat ledakan tersebut.
“Kami minta yang hadir adalah pucuk pimpinan perusahaan, bukan pekerja yang dijadikan tameng,” katanya.
Sekitar pukul 10.45 WIB, perwakilan manajemen PT ASL menemui massa dan mengundang sejumlah perwakilan buruh untuk berdialog di kantin perusahaan.
Hingga berita ini diterbitkan, dialog antara manajemen dan Koalisi Rakyat Batam masih berlangsung. (H)


