BatamNow.com – Aktivis Muhammad Said Didu hadir di Pulau Rempang dan mendukung perjuangan masyarakat adat di sana yang bertahan menolak relokasi/ penggusuran sebagai dampak proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City.
Said Didu datang bersama mantan Ketua KPK Abraham Samad, hadir menemui ratusan warga yang berkumpul di Lapangan Sepak Bola Dataran Muhammad Musa, Minggu (22/12/2024).
Said Didu dan Abraham Samad datang bersama rekannya dari Jakarta, mulai dari wartawan senior Lukas Luwarso, budayawan Erros Djarot, Jaki, dan Edy Mulyadi pemilik kanal Youtube ‘BANG EDY CHANNEL’ dengan 373 ribu pelanggan (subscriber).
“Niat kami, kedatangan kami adalah ingin menghentikan pengambilalihan kedaulatan rakyat, hak-hak rakyat di seluruh Indonesia. Karena kalau ini diteruskan maka saya tidak yakin. Bapak dan ibu tidur di rumah tahu-tahu surat tanah ibu sudah berubah menjadi milik orang lain. Itu yang paling kami takuti,” tutur Said Didu.
“Betul,” kata warga menyahut.
Menurut mantan Sekretaris Kementerian BUMN periode 2010-2015 itu, jalur hukum pun sulit dijadikan harapan bagi rakyat.
“Jadi kalau jalur hukum sudah mandek, maka jalur apa yang harus kita pakai?” tanya Said Didu.
Warga yang hadir pun menjawab, “Lawan!”, bahkan “Revolusi”.
Said Didu juga menyinggung soal pidato Prabowo Subianto sebelumnya yang mengaku bahwa ia siarela mati membela rakyat demi keadilan dan kebenaran.
“Berkali-kali saya katakan, bapak presiden yang terhormat kalau bapak mau mati membela keadilan dan kebenaran demi rakyat, maka matilah di Rempang atau PIK 2 atau ibu kota bersama. Kami bersedia mati bersama demi keadilan, jangan hanya pidato, tunjukkan bahwa bapak mau mati demi keadilan dan kebenaran untuk rakyat. Itu baru laki,” katanya.
Ia pun menaruh heran, kala warga Rempang yang sudah menetap turun-temurun selama ratusan tahun di sana, harus diusir demi PSN yang investasinya datang dari Tiongkok.
“Jadi kedatangan kami di sini adalah, untuk menghentikan, ingin bersuara menghentikan kebiadapan penguasa yang didukung oligarki, kebiadapan oligarki yang dilindungi presiden Joko Widodo selama ini, itu yang harus kita lawan. Mari kita selamatkan Indonesia,” ajaknya.
Menurut Said Didu, diperlukan perlawanan rakyat semesta untuk menyelamatkan Indonesia dari cengkeraman oligarki.
“Saatnya kita perlihatkan perlawanan rakyat semesta untuk mengambil kedaulatan negara yang sedang diambil alih oleh oligarki. Itu harus kita suarakan. Sekali lagi, dari Rempang, insya Allah, kita melanjutkan lagi perjuangan,” katanya.
Di akhir pidatonya, Said Didu bersama warga Rempang menagih pernyataan Presiden Prabowo yang rela mati membela kebenaran dan keadilan demi rakyat.
“Bapak Prabowo menyatakan bahwa ‘saya rela mati membela kebenaran dan keadilan demi rakyat’, maka kami rakyat Rempang berharap kalau bapak Presiden Prabowo rela mati demi kebenaran dan keadilan buat rakyat, maka kami mengajak, mendesak, datanglah ke Rempang dan PSN lain untuk melaksanakan janji bapak tersebut. Kami rakyat Rempang juga ikut rela mati demi menegakkan keadilan dan kebenaran bagi rakyat,” kata warga menirukan Said Didu. (D)