BatamNow.com, Jakarta – Indonesia akan memiliki satu lokasi lagi untuk balap Formula-1 dan MotoGP. Setelah di Mandalika, kini direncanakan pembangunan Sirkuit F1 dan MotoGP bertaraf internasional di kawasan wisata Lagoi, Bintan Kepulauan Riau (Kepri).
Diyakini kehadiran Sirkuit F1 dan MotoGP juga akan semakin mendukung pariwisata di Kepulauan Riau. Rencananya, sirkuit tersebut akan mulai dibangun tahun ini dan bisa rampung pada 2024 mendatang.
“Kami telah menyiapkan lahan seluas 100 hektare khusus untuk sirkuit dan tribun sementara,” kata Channel Manager PT Bintan Resort Cakrawala Abdul Wahab, dalam keterangannya, Sabtu (05/03/2022).
Menurutnya, Sirkuit F1 dan MotoGP yang akan dibangun di Bintan ini digadang-gadang menjadi sirkuit unggulan di Indonesia karena lokasinya strategis di wilayah perbatasan dengan fasilitas lengkap dan pemandangan yang indah.
“Penyelenggaraan Formula-1 sangat cocok di tempat ini. Selain cocok untuk balapan, juga pemandangan di lokasi sangat indah,” kata Wahab.
Kabarnya, peletakan batu pertama pembangunan sirkuit tersebut akan dilakukan pada 16 Maret ini.
Sirkuit itu akan dibangun oleh perusahaan konsorsium bekerja sama dengan PT Bintan Resort Cakrawala sebagai pengelola kawasan dengan konsultan populer asal Inggris.
Ketika dimintai komentarnya terkait rencana pembangunan Sirkuit F1 di Bintan, Ketua Umum Kerabat Provinsi Kepulauan Riau (KPKR) Jabodetabek Oecky Rasman Rasyid mengakui hal tersebut tentu bernilai positif, terutama bagi kemajuan daerah. Hanya saja, masih banyak hal yang perlu dikaji.
“Masih perlu ada kajian. Misal, terkait investasinya dari mana? Sebab, untuk membangun Sirkuit F1 tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ujarnya kritis kepada BatamNow.com, Sabtu (05/03).
Hal lainnya, kata Oecky, harus dikaji juga dari sisi hitung-hitungan return of invesment bisa berapa lama, penyelenggaraan event balap motornya apakah rutin dan setiap berapa lama.
Tak kalah penting, sambungnya, tujuan pembangunan sirkuit apakah sejalan dengan kemampuan menampung wisatawan. Sebab, itu harus juga didukung oleh kesiapan sarana dan prasarana lainnya.
“Perlu juga dipikirkan kemungkinan keberadaan sirkuit bisa menimbulkan kelatahan anak-anak muda. Karena tidak bisa memakai sirkuit, maka yang terjadi malah ugal-ugalan di jalan raya. Tentu ini akan membahayakan,” terangnya.
Hal lainnya, tambah Oecky, berapa besar segmen pasar yang bisa diciptakan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Semua itu perlu melalui kajian yang matang. Sebab jangan sampai justru pembangunan Sirkut F1 menimbulkan dampak yang tidak baik atau kerugian nantinya,” tukasnya mengingatkan. (RN)