BatamNow.com – Ketua Lembaga Aliansi Indonesia – Badan Penelitian Aset Negara (LAI-BPAN) DPD Kepri Awaluddin menilai digesanya pembangunan ulang Pasar Induk Jodoh nan modern, tidak cocok di saat pandemi Covid-19 ini.
Apalagi kata dia, pasar induk di sana sudah pernah dibangun namun tak sesuai dengan yang diharapkan.
“Karena para pedagang tidak berjualan di tempat yang sudah disediakan dan masih berjualan di ruas-ruas jalan. Pandangan saya, rancangan membuat pasar induk yang megah belum pantas untuk direalisasikan,” ujarnya ke BatamNow.com, Jumat (17/09/2021.
Diungkapkannya, pun sudah banyak pasar-pasar di Batam yang dibangun namun terbengkalai.
Menurut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2020, ada 4 pasar Pemerintah Kota (Pemko) Batam yang tidak beroperasi. Keempatnya adalah Pasar Induk Belakang Padang, Pasar Tiban Lama, Pasar Wan Sri Beni dan Pasar Rakyat Batu Aji.
“Ini kan membuang-buang anggaran. Saya rasa coba dikaji kembali lagi untuk mendirikan pasar induk yang megah dan modern itu,” pintanya.
Menurutnya perlu dilakukan pengonsepan yang matang, sehingga setelah disosialisasikan nanti maka akan menarik pedagang maupun konsumen.
“Saya lihat konsepnya ada mal pokoknya megah sekali. Ini apa tidak membuang anggaran karena hanya menunjukkan euforia sementara tidak ada manfaat dan feedback untuk masyarakat,” katanya.
Sebenarnya, lanjut dia, bukan soal modernnya yang perlu ditekankan karena yang dibutuhkan masyarakat dari pasar induk adalah harga yang terjangkau.
Data yang diperoleh media ini, ada sekitar 26 pasar di Batam yang dikelola oleh swasta dan hampir semuanya beroperasi. Berbanding terbalik dengan pasar yang ditangani pemerintah kota.
“Karena pasar pemerintah terlalu banyak upetinya. Jadi harusnya bisa dikontrol oleh petugas yang ada. Nanti yang akan dirugikan konsumen. Ini menjadi suatu atensi pemerintah kenapa bisa kalah saing dengan pasar-pasar swasta,” jelasnya.
Ketimbang membangun ulang Pasar Induk Jodoh yang dianggarkan sekitar Rp 334 miliar, Awaluddin bilang masih ada hal yang perlu diperhatikan dalam waktu dekat ini, misalnya kesiapan sekolah.
“Tidak lama lagi anak sekolah akan masuk step by step. Tapi saya melihat dengan mata kepala saya sendiri sekolah-sekolah masih usang. Jadi ini yang harus diperhatikan pemerintah,” ujarnya.
Awaluddin tegaskan, ia tidak melarang pembangunan pasar induk nan megah itu, namun perlu juga jeli dalam melihat hal prioritas di masa pandemi Covid-19 ini.
“Saat ini menurut saya lebih fokus pada pendidikan dan juga UMKM yang saat ini sedang terpuruk ekonominya, bagaimana mereka bisa mendapatkan kucuran dana walaupun sedikit yang bisa mereka kelola,” pungkasnya.(LL)