BatamNow.com – Selama enam hari ini air minum SPAM Batam tak mengalir ke rumahnya, warga hingga anggota DPRD Kepri terpaksa begadang menampung air bersih yang mengucur di dekat Laluan Madani (Simpang Jam), Batam Center.
“Ini lagi antre ambil air di Simpang Jam,” kata anggota DPRD Kepri Uba Ingan Sigalingging kepada BatamNow.com, Selasa (01/08/2023) menjelang tengah malam.
Aktivitas menampung air bersih dari tepi jalan itu diabadikan Uba dalam video yang diunggahnya di akun Facebook pribadinya.
“Selamat malam warga Batam. Hari ini saya mengambil air di Simpang Jam untuk kebutuhan di rumah karena air yng dikelola PT Moya mati. Untuk BP Batam, terima kasih sudah membuat saya olahraga dan begadang mengambil air yng saya kira cukup alami, lebih baik daripada PT Moya punya air,” ujar Uba sambi menampung air dari pipa di tepi Jalan Raja H Fisabilillah, Batam Center.
Uba adalah warga Perumahan Taman Seruni Indah di Batam Center, salah satu daerah yang aliran air SPAM karena kerusakan komponen di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang sejak Sabtu (29/07) hingga Selasa (01/08). Sebelumnya juga, enam hari yang lalu, Kamis (27/08), terjadi gangguan listrik di IPA yang sama.
Selasa (01/08) pagi, Uba telah melakukan unjuk rasa tunggal di depan Gedung BP Batam di Batam Center. Ia datang ke sana membawa beberapa ember dan galon kosong. Permintaannya agar BP Batam mengisikan air SPAM, namun tak disanggupi dan dijanjikan dikirimkan truk tangki air.
Menurut Uba, hingga Selasa malam, rumahnya tak mendapat suplai dari truk tangki air yang dijanjikan oleh General Manager SPAM Hilir Badan Usaha (BU) SPAM BP Batam Djohan Effendy.
“Ya, nggak ada datang,” ujar Uba kepada BatamNow.com, Selasa (01/08) malam.
@batamnow Air Tak Ngalir 6 Hari, Warga hingga Anggota DPRD Kepri Begadang Tampung Air dari Tepi Jalan #batamnow #batamcity #batamnews #semuatentangbatam #batampunyacerita #batamtiktok #batamhits #beritaviral #batam #kotabatam #batamsirkel ♬ Ini Parah Ni – A Kiil Mustafa
Pantauan BatamNow.com di lokasi, Selasa (01/08/2023) tengah malam, sumber air bersih itu di tepi Jalan Raja H Fisabilillah, tepatnya di samping pos Polisi Lalu Lintas dekat Laluan Madani. Air mengalir dari satu pipa berwarna putih tepat di atas parit di tepi Jalan Raja H Fisabilillah. Secara kasat mata, air tersebut tampak jernih dan tak berbau. Menurut warga, air itu dari mata air di sekitar lokasi.
Lokasi aliran air itu juga pernah dimanfaatkan warga Batam ketika air minum SPAM tak mengalir karena kebocoran pipa, misalnya pipa DK Ozon yang bocor pada Jumat (16/06) lalu.
Hingga Rabu (02/08) pukul 00.14 WIB, masih terlihat beberapa warga mengantre menunggu giliran menampung air di tepi jalan itu. Ada yang membawa jeriken atau tabung galon kosong dengan sepeda motor, becak motor, hingga mobil pribadi.
Warga yang diwawancarai BatamNow.com, mengaku hanya bisa mencari cara lain karena SPAM Batam tak terharapkan untuk memenuhi kebutuhan air minum mereka yang mati total dalam enam hari belakangan.
Seorang warga Bengkong Permai, Egi terpaksa ke Laluan Madani untuk mencari air yang merupakan kebutuhan dasar manusia itu.
“Mau mengharap siapa? Mau gimana lagi, ya saya begadang lah, ini kan kebutuhan,” jelasnya ke BatamNow.com, di lokasi aliran air di dekat Laluan Madani itu, Rabu (02/08) dini hari.
Egi sudah beberapa hari ini menampung air dari tepi jalan itu, sebab air minum dari SPAM Batam sama sekali tak mengalir yang disebutkan akibat kerusakan as motor dua pompa intake di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang.
“Katanya perbaikan di IPA Duriangkang. Kalau tak hidup juga ya tetap ke sini lah, ke mana lagi awak cari air,” tukasnya.
PT Air Batam Hilir mitra BP Batam mengelola SPAM dinilai tak terharapkan juga kala tak ada respons saat dihubungi warga yang ingin meminta dikirimkan suplai air dengan truk tangki.
“Capeklah bang. Ini sudah berapa hari ini kutelepon ke sana, sibuk terus, habis pulsa kita nunggu dia bicara, disuruh tekan ini tekan itu,” keluh Egi.
Dulu, Egi pernah mencoba membeli air bersih dari truk tangki air milik pihak swasta lainnya, tapi itu tak mungkin dilakukan berulang karena harganya fantastis jauh lebih mahal.
“Dulu pernah mati sampai 3 bulan jadi harus beli air tangki. Harganya itu bisa sampai Rp 1 juta per truk. Di rumah kami ada dua tandon untuk menampungnya,” ucapnya.
Malam ini, Egi menampung air bersih dari tepi jalan itu sebanyak 8 wadah berupa jeriken dan galon.
“Kadang bisa sampai 10 galon. Itu untuk kebutuhan rumah saja, apalagi ada anak kecil. Kami ada 2 KK dalam satu rumah, butuh air lumayan banyak,” terangnya.
Tak ada pilihan sumber air lain, Egi dan keluarga terpaksa menggunakan air dari tepi jalan di dekat Laluan Madani itu.
“Selama pakai ini sih nggak ada gatal-gatal. Kalau untuk masak, beli air galon harganya Rp 5 ribu per galon,” katanya. (D)